Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Wellington, Jubi – Analis hubungan internasional, Paul Buchanan menilai kehadiran dua negara koloni Prancis dalam Forum Kepulauan Pasifik (PIF) merupakan upaya Prancis untuk mengimbangi langkah-langkah politik luar negeri Fiji yang dinilai kian agresif di kawasan Pasifik.
Kedua negara koloni Prancis yang baru saja bergabung ke PIF yaitu Kaledonia Baru dan Prancis Polinesia yang menjadikan jumlah negara anggota PIF kini bertambah menjadi 18 negara. Meski di atas kertas, kedua negara itu yang bergabung ke PIF, sesungguhnya kendali politik luar negeri kedua negara itu dipegang sepenuhnya oleh Prancis.
Prancis khawatir dengan langkah Fiji yang kini dipimpin oleh Frank Bainimarama karena dinilai terlalu condong ke Tiongkok. Kerjasama diplomatik antara Fiji dan Tiongkok telah membuat Prancis khawatir akan mempengaruhi dominasi Prancis dan sekutunya di kawasan Pasifik. “Tidak hanya secara diplomatik, melainkan juga secara ekonomi dan militer yang terus meningkat. Dukungan Tiongkok terhadap kudeta di Fiji tahun 2006, sanksi yang diberikan blok Barat (AS, Australia dan Selandia Baru) membuat kerjasama dengan Tiongkok makin kuat,” katanya.
Paul menambahkan, melemahnya pengaruh dominasi AS dan Australia di kawasan Pasifik juga membuat proses pendekatan Tiongkok dengan negara-negara Pasifik makin menjadi-jadi. Bantuan Tiongkok untuk negara-negara Pasifik terus bertambah dari tahun ke tahun. Selain itu, beasiswa pendidikan bagi mahasiswa Pasifik untuk belajar ke Tiongkok juga terus membesar.
Selain dengan Fiji, Tiongkok dikenal cukup getol menggelar kerjasama dengan Papua Nugini. Jumlah wisatawan Tiongkok yang mengunjungi negara Pasifik juga terus meningkat. Baru-baru ini, maskapai penerbangan asal Tiongkok juga menyatakan akan membuka rute penerbangan dari Beijing-Port Moresby. (*)
Sumber: radionz.co.nz
Editor: Lina Nursanty