Saat memulai jabatannya sebagai perdana menteri Inggris pada Rabu (24/7/2019), Johnson pamer kekuatan kepada EU dengan menyatakan ia akan merundingkan kesepakatan baru.
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Paris, Jubi – Presiden Prancis Emmanuel Macron akan membahas pemisahan Inggris dari Uni Eropa atau Brexit dengan perdana menteri Inggris yang baru, Boris Johnson. Menurut pejabat pada kantor kepresidenan Prancis itu, Macron telah mengundang Johnson untuk berkunjung dalam beberapa pekan mendatang.
“Kedua pemimpin berbicara pada Kamis (25/7/2019) dan pembicaraan Macron dengan Johnson itu membahas soal tuntutan Uni Eropa (EU) terkait Brexit,” kata pejabat tersebut.
Baca juga : Brexit mendekat, Fiji dan PNG tanda tangani perjanjian dengan Inggris
Inggris dan Swiss teken kesepakatan dagang pasca-Brexit
Pasca-Brexit, Fiji dan PNG bertemu Inggris bahas perjanjian dagang
Saat memulai jabatannya sebagai perdana menteri Inggris pada Rabu (24/7/2019), Johnson pamer kekuatan kepada EU dengan menyatakan ia akan merundingkan kesepakatan baru. Johnson juga mengancam jika kelompok negara-negara Eropa itu menolak, ia tetap akan menarik Inggris keluar dari EU pada 31 Oktober walaupun tanpa kesepakatan.
Salah satu aspek utama yang menjadi perselisihan antara Inggris dan EU menyangkut syarat-syarat Brexit adalah soal backstop Irlandia, yaitu ketentuan perbatasan Inggris-Irlandia.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar pekan lalu mengatakan tidak akan ada perjanjian penarikan ataupun kesepakatan perdagangan lebih lanjut dengan Inggris jika negara itu tidak mau menerima posisi Irlandia pasca-Brexit.
Backstop adalah kebijakan yang akan menjamin bahwa Inggris untuk sementara waktu tetap berada dalam sistem bea cukai yang sama dengan EU, sambil menunggu ada penyelesaian yang lebih baik. Kebijakan itu dianggap perlu untuk mencegah pemeriksaan ketat di perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara.
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, pekan ini mengatakan kepada Johnson bahwa kesepakatan Brexit yang sudah disepakati oleh pendahulunya, Theresa May, pada November 2018 adalah kesepakatan terbaik dan satu-satunya dengan Uni Eropa. (*)
Editor : Edi Faisol