PPLP dan Smankor harus jadi ujung tombak PON 2020

Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1

Jayapura, Jubi – Memacu prestasi atlet menuju PON 2020, ketua Perhimpunan Ahli Ilmu Faal Olahraga Indonesia (PAIFORI) Papua, Daniel Womsiwor membawakan materi penerapan iptek faal olahraga untuk meningkatkan prestasi atlet menuju PON 2020.

Daniel Womsowir hadir di SMA Negeri Kejuruan Olahraga (SMANKOR) di-bilangan Buper Waena, membagi ilmu sekaligus belajar bersama para siswa dan guru.

Kepada Jubi, Selasa (11/4/2017) Daniel Womsiwor mengatakan kegiatan tersebut merupakan diskusi ilmiah atau seminar dalam rangka meningkatkan pemahaman kepada para guru maupun siswa/i dalam menyiapkan atlet berprestasi menuju PON 2020.

"Jadi harapan saya menuju PON 2020, kita letakan prestasi atlet-atlet kita, terutama Smankor Buper Waena dan PPLP sebagai regenerasi dalam jangka pendek, menggantikan atlet-atlet senior yang di PON 2016, agar di PON 2020 ini atlet-atlet yang ada di SMANKOR dan PPLP ini disiapkan secara ilmu dan teknologi untuk mengganti atlet-atlet yang suda lanjut usia di PON 2016. Itu tujuan dari kegiatan diskusi seminar ini," kata Daniel Womsiwor.

Ia mengatakan, harapan tiga tahun ke depan, atlet-atlet yang berada di SMANKOR dan PPLP Papua tersebut bisa dilirik atau direkrut menggantikan atlet senior yang dipersiapkan menghadapi PON 2020.

"Jadi salah satunya yaitu melalui pendidikan dan latihan. Jadi kegiatan yang kita lakukan hari ini masuk pada pendidikan. Memberikan teori-teori kepada pelatih dan atlet nantinya mereka mengerti dan memahami ilmu kepelatihan atau pembinaan olahraga," katanya. 

Womsiwor berharap, KONI dan Pemerintah Provinsi Papua menjadikan SMANKOR dan PPLP Papua sebagai ujung tombak dalam menyiapkan kontingen Papua.

"Terutama di setiap cabor yang sudah masuk di usia bukan prestasi lagi. Kita berharap SMANKOR dan PPLP ini bisa menjawab kebutuhan itu," kata Womsiwor.

Timotius Matuan, dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Disorda) Papua menambahkan kegiatan yang digelar pak Womsiwor sangat bagus. Karena ini menyangkut kondisi atlet walaupun di Smankor buper tidak ada sarana maupun prasarana.

"Mereka kan sudah ditanggung oleh pemerintah, walaupun tidak ada pelatih dan sarana prasarana olahraga tapi mereka bisa jaga kondisi mereka. Sehingga saat seleksi seperti PON dan kejurnas, itu mereka bisa terlibat," kata Timotius Matuan di temui Jubi disela-sela kegiatan. 

Ia menambahkan menjadi kendala saat ini ialah, sekolah ini harus dikelola dua dinas. Pertama Dinas Olahraga Pemuda dan kedua Dinas Pendidikan. Terkait akademik, itu yang berbicara dinas pendidikan. Terkait pembinaan olahraga itu dinas olahraga.

"Dua dinas ini sampai detik ini belum ada koordinasi. Penyelesaiannya sampai saat ini belum ada. Kita harus lihat ini karena sekolah ini dibangun untuk anak-anak Papua yang punya bakat dan punya prestasi olahraga kita kumpulkan di sini," katanya. (*)

Related posts

Leave a Reply