Papua No.1 News Portal | Jubi
Nuku’alofa, Jubi – Masyarakat lokal di Foa, Ha’apai, Tonga telah memotong ikan raksasa, yang kelihatan seperti paus sperma, yang ditemukan terdampar di tepi pantai pulau itu.
Menurut laporannya seorang anggota masyarakat menemukan paus tersebut di pantai dekat jalan di Foa.
Foto-foto yang dibagikan melalui Facebook menunjukkan beberapa laki-laki mulai memotong hewan itu dan mengiris-iris perutnya.
Peristiwa tersebut menarik komentar dari komunitas daring, dimana para penikmat daging paus mengenang makanan tradisional mereka itu.
“Daging laut terbaik yang pernah ada,” menurut seorang pengguna Facebook.
“Sudah waktunya bagi Tonga untuk mengangkat larangan tersebut,” kata yang lainnya.
Sebuah Keputusan Kerajaan Tonga pada tahun 1978 melarang pemburuan dan pembunuhan ikan paus di kerajaan Tonga dalam upaya untuk membantu melestarikan dan melindungi spesies yang terancam punah itu.
Namun baru-baru ini ada desakan agar pemerintah mencabut larangan tersebut, karena, menurut pendukungnya, mengonsumsi daging paus dapat membantu mendukung upaya Tonga menyelesaikan penjualan daging yang murah dan berlemak yang menyebabkan tingginya tingkat obesitas di negara itu. Mereka mengusulkan agar masyarakat diberikan izin untuk membunuh hingga 10 ekor Paus Bungkuk setahun agar dapat membantu pasokan daging lokal.
Pada 2017, Wakil Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengatakan dalam konferensi Changing Oceania di Nuku’alofa bahwa “Sejak Keputusan Kerajaan yang melarang perburuan paus di perairan Tonga diberlakukan, populasi Tonga telah pulih dari kurang dari 50 menjadi lebih dari 2.000 paus.”
Ada tiga negara di dunia, termasuk Norwegia, Islandia dan Jepang, yang mengizinkan perburuan paus untuk keperluan komersial. (Kaniva Tonga)
Editor: Kristianto Galuwo