Papua No. 1 News Portal | Jubi
Timika, Jubi – Atlet yang mewakili Papua, Nanik Nofianti mengungkapkan kegagalannya mempersembahkan emas untuk Papua di cabang olahraga Aeromodelling kelas Outdoor Hand Launch Glider (OHLG) putri.
Hasil yang diraih Nanik sebenarnya terbilang luar biasa. Pasalnya selama 3 dari 6 ronde yang dilombakan, dirinya sempat mengungguli pesaing-pesaingnya, namun pada ronde ke 4. Namun kesalahan memilih pesawat, membuatnya kehilangan banyak poin.
“Pada ronde ke-4, saya salah memilih pesawat yang mengakibatkan kehilangan banyak poin” ujarnya saat ditemui di venue aeromodelling SP-5 Timika, Senin (4/10).
Pada ronde ke 5 dan 6, Nanik mencoba untuk menunjukan taringnya dengan mencatat poin sempurna yakni 120 pada ronde tersebut. Namun pesaing terdekatnya Dicka Cahya Putri juga menorehkan poin sempurna. Sehingga kedua atlet tersebut menorehkan poin yang sama yaitu 360 poin.
Karena poin dari Nanik dan Dicka sama, alhasil perlombaan harus dilanjutkan dengan babak fly off untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan medali emas cabor aeromodelling kelas OHLG putri.
Pada babak fly off ini, peserta yang poinnya sama harus diundi terlebih dahulu dan Nanik mendapat undian di pool 1 yang membuat kondisinya kurang menguntungkan karena harus berdekatan dengan pepohonan.
“Penempatan poolnya kurang menguntungkan kita sehingga pesawat saya harus tabrak pohon, selisih cuma 30 detik kok,” ungkap Nanik.
Hal ini juga dikatakan oleh pelatih Aeromodelling Papua, David Gunawan seusai lomba.
“Padahal pesawat kita yang terbang lebih tinggi, namun karena kita lebih dekat dengan pohon sehingga tabrak pohon, tadi kalau masih luas kita bisa menang,” ujarnya.
Pada kelas OHLG putri, Nanik Nofianti harus puas di posisi kedua, setelah kalah dari Dicka Cahya Putri namun Nanik masih mendapatkan kesempatan menyumbang medali emas untuk Papua di kelas F1A putri dan free flight F1H open cabor aeromodelling yang akan digelar pada Selasa (5/10) di venue aeromodelling SP-5 Timika. (*)
Editor: Syam Terrajana