Polisi PNG mulai pencarian kendaraan APEC yang dicuri

Sebagian dari armada kendaraan yang dibeli untuk forum KTT APEC 2018 di Port Moresby hilang. - The Guardian/ STRINGER/Reuters
Sebagian dari kendaraan yang dibeli untuk forum KTT APEC 2018 di Port Moresby hilang. – The Guardian/ STRINGER/Reuters

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Port Moresby, Jubi – Kepolisian Papua Nugini (PNG) memulai pencarian sejumlah kendaraan yang dibeli untuk membawa pemimpin-pemimpin dunia saat KTT pemimpin APEC 2018, yang sejak itu telah hilang dari sebuah gudang penyimpanan di Port Moresby.

Read More

Direktur bagian Transportasi, Chief Superintendent Dennis Corcoran, berkata dia sudah menginstruksikan atasan polisi di setiap daerah untuk mulai mencari kendaraan APEC yang dikeluarkan secara ilegal dari Port Moresby, namun dia berkata ini mungkin akan sulit.

“Dari intel yang kami terima, nomor registrasi kendaraan telah diubah, tetapi satu-satunya cara untuk memverifikasi kendaraan adalah melalui nomor serial mesinnya,” kata Corcoran.

Corcoran mengkonfirmasi kepada the Guardian bahwa di antara kendaraan yang hilang dan diyakini dicuri dari fasilitas penyimpanan adalah sejumlah mobil Land Cruiser Toyota.

Corcoran tidak dapat memberikan jumlah total kendaraan yang hilang, ia berkata kementerian keuangan PNG belum menyediakan informasi ini. Tetapi dia telah mengonfirmasikan bahwa semua kendaraan Maserati dan Bentley yang dibeli menjelang KTT masih ada.

PNG menjadi tuan rumah KTT APEC 2018 di ibu kotanya di Port Moresby, menghabiskan sekitar AS $ 135 juta untuk acara tersebut meskipun baru saja pulih dari bencana gempa bumi, keterbatasan obat-obatan, wabah polio, dan TB yang memburuk, serta tingkat kemiskinan yang tinggi.

Pemerintah berjanji 43 mobil Maserati dan Bentley, serta armada lainnya, sekitar 300 jumlahnya yang dibeli untuk APEC, akan dijual dan dana dari penjualan akan kembali ke pemerintah. Tetapi lebih dari setahun kemudian, hanya beberapa yang telah terjual dan beberapa hilang, diyakini dicuri.

Chris Kunyanban, dari kepolisian di Lae, kota terbesar kedua di PNG, berkata dia siap untuk menangkap mereka yang terlibat dalam pencurian itu.

“Yang saya perlukan adalah dokumentasi yang jelas mengenai kendaraan yang hilang dari Port Moresby, agar saya bisa segera mulai bekerja,” kata Kunyanban kepada Guardian. “Markas besar kepolisian harus mengeluarkan dokumentasi yang tepat atas kendaraan yang hilang, agar saya bisa membagikannya dengan petugas saya,” katanya.

Media kepolisian PNG mengatakan menteri kepolisian negara itu, Bryan Kramer, juga tahu tentang kendaraan yang hilang dan mendukung petugasnya untuk menemukan kendaraan ini dan menangkap mereka yang terlibat.

Sementara Itu, Perdana Menteri James Marape akan menghadapi Komisi Penyelidikan tentang pinjaman UBS negara itu yang kontroversial, Jumat lalu (6/3/2020), menurut RNZ.

Pinjaman sebesar AS $1,2 miliar digunakan oleh pemerintah yang dipimpin Peter O’Neill pada 2014, untuk membeli saham di perusahaan Oil Search tetapi nilai sahamnya kemudian jatuh.

Komisi Penyelidikan sedang menyelidiki apakah para pemimpin negara itu melanggar hukum, ketika mengambil pinjaman dengan Bank Swiss, UBS.

Tahun lalu, laporan Komisi Ombudsman yang dikumpulkan di Parlemen mengimplikasikan O’Neill dan Marape, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan PNG pada saat itu.

Sejauh ini, penyelidikan itu telah menghadapi banyak kendala dan penundaan, banyaknya pejabat tingkat tinggi diharapkan untuk datang.

Ketua komisi itu, mantan Ketua Mahkamah Agung, Sir Salamo Injia, dua pekan lalu memperingatkan dia tidak akan ragu untuk menghukum siapa pun yang menunda prosesnya. (The Guardian)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply