Polisi bekerja maksimal jika dibantu masyarakat

Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,

Nabire, Jubi – Kepolisian tidak bisa bekerja maksimal jika DPRD, tokoh masyarakat, Gereja, Keuskupan tidak mambantu Polisi.

“Minimal memberikan informasi, di mana ada minuman keras disembunyikan oleh anak anak muda atau kelompok masyarakat yang suka mengonsumsi minuman keras,” ujar Kapolres Nabire AKBP Semmy Ronny Thabaa, Rabu (25/1/2017).

Ronny menegaskan Polisi mempunyai tugas untuk memberantas, mengambil, menyita barang berbahaya termasuk minuman beralkohol (minol).

Mengenai beberapa kelompok warga yang tidak suka dan merasa terganggu dengan kehadiran kapolsek kamu yang baru (kamu adalah ibu kota Kabupaten Dogiyai), Ronny dapat mengerti.

“Alasannya, Kapolsek yang baru sering patroli, sering razia. Inikan sudah tidak masuk akal, masa tokoh masyarakat dan anggota dewan juga tokoh masyarakat dari Dogiyai minta kalau bisa kapolseknya diganti,” katanya.

Menurutnya, polisi itu bukan kerja hanya di kantor saja tetapi patroli untuk memastikan situasi tetap aman terkendali.

“Tugas Pendeta, Pastor masyarakat bahkan DPRD punya tugas untuk mengimbau kelompok masyarakat ini agar jangan lagi mengkonsumsi minol, apalagi minol yang tidak ada standar kesehatannya, alias lokal,” tegasnya. 

Data Polres Nabire, pada periode Juli 2016 hingga Januari 2017 tidak ada lagi warga yang meninggal karena mengonsumsi minol lokal dan alkohol murni 70 persen.

“Karena sudah dan akan terus diberantas. Saya selaku kapolres memerintahkan kalau ketemu kita sita,” tuturnya.

Pospol Uwapa pernah menyita ratusan botol alkohol murni 70 persen di Bandara Nabire. Demikian juga dengan di Moanemani yang juga melakukan razia senjata tajam (sajam).

“Periode Desember 2016 itu kami sita  alkohol murni delapan gerigen,dan alkohol yang kecil dua botol. Bagaimana kalau satu gerigen ukuran satu liter ini ada di sana. Kira – kira apa yang akan terjadi?” katanya. (*)

Related posts

Leave a Reply