Papua No. 1 News Portal | Jubi
Tahiti, Minggu – Polinesia Prancis telah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan khusus Forum Kepulauan Pasifik atau PIF pada bulan Oktober atau November mendatang. Pertemuan PIF mendatang akan memilih Sekretaris Jenderal PIF berikutnya.
Masa jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dame Meg Taylor akan berakhir pada pertengahan Januari, sehingga organisasi multilateral yang berbasis di Fiji itu harus memilih Sekjen baru. Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat Konferensi Tingkat Tinggi PIF di Vanuatu dibatalkan.
Kini, Polinesia Prancis menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan khusus PIF. Usulan itu disampaikan Presiden Polinesia Prancis, Edouard Fritch dalam sebuah pertemuan daring dengan Ketua PIF, Perdana Menteri Tuvalu, Kausea Natano. Bulan lalu, Natano menyarankan agar pemilihan Sekjen ditunda sampai tahun depan, namun usulan itu ditolak negara-negara Mikronesia.
Dalam pertemuan daring dengan Natano, Presiden Fritch menjelaskan bahwa sejumlah negara anggota PIF ingin ada sebuah pertemuan tatap muka untuk memilih pengganti Dame Meg. Jika pertemuan itu tidak dapat diadakan di Brisbane atau Auckland, Polinesia Prancis bisa menjadi tuan rumah pertemuan itu.
Baca juga: Pemimpin Mikronesia tidak ingin penunjukan Sekjen PIF ditunda
Fritch juga berkata ia setuju dengan rencana PIF untuk mengadakan pertemuan puncak berikutnya di Fiji tahun depan. Polinesia Prancis juga setuju Vanuatu akan menjadi tuan rumah KTT PIF pada tahun 2023.
Sebelumnya, negara-negara Mikronesia telah menolak usulan untuk menunda pengangkatan Sekjen PIF yang baru. Presiden lima negara Mikronesia mengusulkan agar pertemuan virtual PIF, yang dijadwalkan akan diadakan tahun ini, harus digunakan untuk memilih Sekjen baru yang akan menggantikan Dame Meg Taylor.
Pada saat ini, ada tiga kandidat untuk kursi Sekjen PIF. Kandidat terakhir yang mengajukan namanya adalah Henry Puna, Perdana Menteri Kepulauan Cook. Henry Puna telah mengumumkan pengunduran dirinya, untuk mencoba menggantikan Dame Meg Taylor.
Langkah Puna itu memicu kegelisahan negara-negara Mikronesia. Kegelisahan itu antara lain terlihat dari pernyataan Presiden Palau, Tommy Remengesau yang menegaskan bahwa kali ini gilirannya diplomat negara Pasifik Utara untuk dipilih menjadi Sekjen PIF.
Selama ini ada kesepakatan tidak tertulis dalam PIF, bahwa jabatan Sekjen akan dijabat secara bergiliran di antara diplomat dari negara Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia. Palau, Kepulauan Marshall, Federasi Mikronesia, dan Kiribati sudah menyatakan dukungan mereka bagi kandidat Mikronesia, yaitu diplomat asal Kepulauan Marshall, Gerald Zackios.(RNZI)
Editor: Aryo Wisanggeni G