Papua No.1 News Portal | Jubi
Jubi, Malaita – Perdana menteri Kepulauan Solomon didesak untuk pergi ke Provinsi Malaita dan menyelesaikan masalah dengan premiere ‘bersuara pedas’ pemerintah tingkat lokal di sana.
Premiere Daniel Suidani sudah menjadi masalah bagi pemerintah Manasseh Sogavare sejak mengalihkan hubungan diplomatik tahun lalu dari Taiwan ke China.
Suidani mengatakan Sogavare tidak mengadakan konsultasi publik sebelum mengakhiri hubungan 36 tahun negara itu dengan Taipei.
Premiere itu tetap pro Taiwan, bahkan melarang bantuan apa pun dari Beijing ke provinsinya.
Pekan lalu, keadaan semakin memanas setelah pemerintah mengabaikan penolakan publik yang meluas dan mengizinkan penerbangan yang dipenuhi sebagian besar pekerja China ke negara itu.
Suidani menanggapi hal itu dengan mengumumkan referendum kemerdekaan di provinsi tersebut.
Pemimpin oposisi parlemen Matthew Wale meminta perdana menteri untuk memimpin delegasi pemerintah termasuk anggota parlemen Malaita ke provinsi itu dan bertemu dengan Premiere Suidani.
“Jelas hanya tinggal sedikit kepercayaan yang tersisa antar dua tingkat pemerintahan ini, dan itu tidak baik bagi negara kita,” kata Wale.
Wale, yang juga anggota parlemen Malaitan, mendesak kedua belah pihak agar berhenti menyiram bahan bakar ke api serta duduk menyelesaikan perbedaan mereka.
“Situasi ini terus memburuk, dan itu membutuhkan kepemimpinan dan kerendahan hati di pihak Perdana Menteri untuk mencari kesamaan dalam masalah dan memetakan jalan ke depan, demi mengamankan persatuan Kepulauan Solomon dan sekaligus menghormati kegelisahan provinsi,” kata Matthew Wale. (*)
Editor: Kristianto Galuwo