PM Samoa terpilih dituduh makar, tuduhan caretaker tidak serius

Perdana Menteri Samoa yang menang dalam pemilu April lalu, Fiame Naomi Mata’afa. - AFP

Papua No.1 News Portal | Jubi

Apia, Jubi – Perdana Menteri Samoa yang terpilih menegaskan bahwa menurutnya, tuduhan makar yang dilayangkan oleh pemimpin lainnya yang memegang jabatan yang sama dalam kapasitas caretaker itu memiliki basis yang kuat, dan menyinyalir bahwa Tuila’epa Sailele Malielegaoi tidak ingin melepaskan kekuasaannya.

Jaksa Agung Samoa telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung dimana ia mengklaim bahwa pengambilan sumpah partai FAST Senin kemarin itu tidak sesuai dengan konstitusi negara itu. Mahkamah Agung telah menerima gugatan tersebut sore Selasa ini, dan menetapkan sidang pada Kamis siang.

Read More

Dalam gugatan tersebut Jaksa Agung Samoa menyebut pemimpin partai FAST, Perdana Menteri baru Fiame Naomi Mata’afa, serta semua anggota parlemen dan pengacaranya sebagai tergugat.

Kejaksaan Agung tadi malam telah mengeluarkan sebuah pernyataan mengecam kegiatan pengambilan sumpah tadi, ia menekankan bahwa mereka yang melakukan pengambilan sumpah ad hoc dalam upacara yang digelar Senin sore tidak memiliki kewenangan hukum.

Tapi hari ini, FAST kembali berkeras bahwa partai itu sekarang telah menjadi pemerintah – parpol itu memiliki dukungan mayoritas, dan dipaksa untuk mengambil tindakan seperti itu akibat perintah kepala negara dan pejabat parlemen yang menentang putusan Mahkamah Agung.

Perdana Menteri yang caretaker Tuila’epa Sailele Malielegaoi juga tidak mundur, Selasa ini lagi-lagi menyebut tindakan partai FAST sebagai kudeta.

Partai FAST telah dilarang memasuki gedung parlemen setelah Tuila’epa, yang sudah menjadi Perdana Menteri di negara itu selama 23 tahun dan merupakan Ketua Partai HRPP, yang merupakan partai yang berkuasa selama sekitar empat dekade di Samoa, memerintahkan Ketua Parlemen untuk mengunci pintu parlemen.

Menurut konstitusi Samoa, parlemen harus memulai sidang dalam waktu 45 hari setelah pemilu rampung dan Senin kemarin adalah hari terakhir dalam tenggat waktu itu.

Saat diwawancarai oleh Don Wiseman dari RNZ Pacific pada Selasa malam, Fiame mengungkapkan bahwa dia tidak menganggap tuduhan makar, yang dibuat oleh Tuila’epa kemarin, sebagai tuduhan yang serius.

“Anda mungkin ingat di parlemen yang terakhir dia juga melayangkan ancaman seperti itu terhadap kami berempat. Kami adalah oposisinya di parlemen. Makar, itu memiliki definisi yang sangat jelas. Ini umumnya berkaitan dengan membunuh orang atau merencanakan untuk membunuh orang, melakukan serangan langsung frontal. Ini tidak seperti itu sama sekali.

Selasa ini Tuila’epa juga menyatakan bahwa MA memiliki bias terhadapnya.

Sementara itu, menurut laporan Pacific Beat, Presiden Federasi Mikronesia telah menjadi pemimpin Pasifik pertama yang menyambut Fiame Naomi Mata’afa sebagai Perdana Menteri baru Samoa. (RNZ Pacific)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply