PM PNG turut diperiksa setelah ada lima kasus baru Covid-19

Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, di Port Moresby pada Januari 2020. - Asia Pacific Report/ PNG PM Media Unit
Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, di Port Moresby pada Januari 2020. – Asia Pacific Report/ PNG PM Media Unit

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Port Moresby, Jubi – Perdana Menteri Papua Nugini (PM PNG), James Marape, telah mengumumkan lima kasus baru Covid-19 yang dikonfirmasi di negara tersebut Kamis lalu (16/4/2020).

Read More

Marape menjabarkan bahwa hasil pemeriksaan ini telah dikonfirmasikan oleh Institute of Medical Research PNG di Goroka, dimana ia, secara pribadi, telah memverifikasi hasilnya dengan direktur institut tersebut, Profesor William Pomat.

“Tiga dari Provinsi Western, mereka ditetapkan sebagai pelintas batas biasa,” kata PM dalam sebuah konferensi media di Port Moresby.

Mereka yang melewati perbatasan antarprovinsi dan terinfeksi itu termasuk seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun, lelaki 30 tahun, dan perempuan dewasa yang usianya belum diumumkan.

PM Marape melanjutkan dengan kasus keempat, seseorang dari Provinsi East New Britain yang merupakan rekan kerja dari kasus pertama yang dikonfirmasikan di provinsi itu.

Kasus kelima adalah seorang perempuan yang bekerja untuk National Agriculture and Quarantine Inspection Authority (NAQIA). PM Marape menerangkan pasien ini bekerja di bandara dan bertugas melakukan pemeriksaan atas penumpang dan barang bawaaan mereka. Dia merupakan kasus yang dilaporkan Kamis lalu oleh kepala badan pengontrol Keadaan Darurat (SOE).

Mereka semua ini telah dikarantina, Marape meyakinkan warganya bahwa pemerintah akan terus bekerja untuk memastikan penyakit tersebut tidak menyebar.

“Virus itu hanya tersebar ketika orang-orang bergerak,” tambahnya. “Patuhi arahan pemerintah. Tinggal di rumah saja jika kalian tidak punya alasan untuk ke mana-mana.”

Sebuah tim telah dikerahkan ke Provinsi Western untuk memeriksa ketiga kasus yang baru dan memastikan keselamatan mereka.

“Lebih dari seribu tes akan dilakukan di Provinsi Western lagi,” tambah Marape. “Untuk memeriksa seluruh daerah itu lagi, terutama koridor perbatasan Provinsi Western serta di sisi lain perbatasan di Provinsi West Sepik atau Sandaun. Kita masih akan melakukan lebih banyak tes. Ribuan tes juga akan dilakukan lagi di Kokopo, Rabaul, East New Britain di Semenanjung Gazelle.”

Marape juga memperingatkan orang-orang PNG bahwa penyakit ini bukan hal yang sepele.

Sementara itu, setelah satu kasus Covid-19 yang dikonfirmasikan di Port Moresby, badan pengontrol Keadaan Darurat dan Komisaris Polisi, David Manning, telah mengeluarkan perintah darurat baru. Ia berharap mereka diberlakukan secepatnya.

Peraturan yang baru termasuk orang-orang harus tetap tinggal di rumah mereka mulai dari pukul 8 malam hingga 6 pagi setiap hari, kecuali mereka memerlukan bantuan kesehatan yang mendesak atau dalam keadaan darurat.

Semua bentuk pertemuan publik dilarang, kecuali untuk pasar-pasar yang telah disetujui.

Stasiun pengisian bahan bakar, pelabuhan laut, bandara, hotel, bank, apotek, penyedia layanan kesehatan, dan toko yang berlisensi untuk berdagang, masih diizinkan buka.

Manning berkata restoran juga masih bisa buka tetapi hanya bisa menjual makanan beli bawa pulang dan minuman non-alkohol. Penjualan, pembelian, dan konsumsi minol masih dilarang. Penerbangan domestik juga dilarang kecuali atas persetujuan tertulis.

Perintah darurat berlaku mulai pukul 8, Kamis malam, dan akan berakhir pada 30 April, juga pukul 8 malam, kecuali diperpanjang.

Sementara itu, PM Marape juga telah diperiksa untuk Covid-19 setelah dia terpapar virus corona oleh seorang agen bea cukai, menurut laporan The Guardian. PM Marape adalah satu di antara sejumlah pejabat yang memimpin tanggapan negara itu terhadap virus corona yang diperiksa. Sampel mereka telah diterbangkan ke Australia.

Ada banyak orang, termasuk jurnalis-jurnalis PNG, yang juga terpapar virus corona di pusat komando dimana PM memberikan arahan hariannya mengenai Covid-19.

Siapa pun yang mengunjungi pusat komando itu dalam tujuh hari terakhir diharuskan datang untuk diperiksa. Menteri Kepolisian dan Menteri Kesehatan, yang sering ada di pusat komando, juga dilaporkan terpapar.

Langkah-langkah ini diambil setelah pegawai NAQIA ditemukan positif. Staf itu dikatakan telah mengunjungi pusat komando setiap hari untuk memberikan laporan kepada tim satgas. (Loop PNG)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply