Papua No. 1 News Portal | Jubi
Timika, Jubi – Manajemen PT PLN (Persero) Area Timika, Papua, menginformasikan bahwa kebutuhan bahan bakar solar untuk menggerakkan pembangkit diesel di wilayah itu cukup tinggi yakni sebesar 135 ton per hari.
“Kebutuhan kami per hari rata-rata seperti itu, jadi kalau ada keterlambatan pasokan dari Jober Pertamina di Pelabuhan Paumako tentu akan berdampak pada pelayanan pelanggan listrik di Kota Timika dan sekitarnya,” kata Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Timika, Hotman Ambarita, di Timika, pekan ini.
Hotman mengatakan pasokan solar dari Jober Pertamina Pelabuhan Paumako ke PLN Timika kini tidak ada hambatan.
Beberapa waktu lalu, katanya, pasokan solar ke PLN Timika mengalami kendala lantaran keterlambatan kapal tanker tiba di Depo Jober Pertamina Pelabuhan Paumako.
Kondisi itu juga berdampak kepada pengiriman solar ke Agats, Kabupaten Asmat untuk kebutuhan menggerakan pembangkit diesel di wilayah itu.
“Kami sempat kewalahan di Asmat pada awal bulan Februari sebab kapal yang sudah kami siapkan untuk mengangkut solar ke Agats tidak diizinkan berlayar karena kondisi cuaca di laut tidak memungkinkan,” kata Hotman.
Menurut dia, untuk pelayanan listrik di Kota Agats Asmat, PLN bekerja sama dengan pemkab setempat.
“Kami bekerja sama dengan Pemkab Asmat, mereka yang menyediakan mesinnya, kami yang mengoperasikan sekaligus menyediakan bahan bakarnya. Sekarang masyarakat di Agats sudah menikmati listrik 24 jam. Kalau di Atsi, sementara ini baru melayani 12 jam,” jelas Hotman.
Khusus di PLN Area Timika yang mencakup dua rayon yaitu Timika Kota dan Timika Jaya, PLN mengoperasikan 46 unit pembangkit diesel, di mana beberapa di antaranya kini dalam kondisi rusak dan sedang diperbaiki.
Dari 46 unit pembangkit diesel tersebut, hanya 11 unit merupakan milik PLN dan sisanya merupakan mesin sewa dari PT Sewa Tama, PT Manunggal, dan PT Bina Pertiwi.
Hotman mengatakan kondisi pembangkit diesel yang beroperasi tersebut ada yang sudah uzur produksi 1991 sebanyak dua unit dan 1995.
Pembangkit yang baru produksi 2018 dengan daya sebesar 10 megawatt direlokasi ke PLTMG Timika yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Paumako.
PLTMG Timika yang seluruhnya direncanakan berkekuatan 50 MW sementara dikerjakan dan direncanakan akan beroperasi berkala 10 MW mulai akhir 2019.
Saat ini PLN Timika terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir setiap hari lantaran kekurangan daya sekitar empat MW dari kebutuhan atau beban puncak sekitar 26-27 MW.
Sementara itu, warga tiga distrik di Kabupaten Mimika, yaitu Agimuga, Atuka, dan Kokonao hingga kini belum menikmati penerangan listrik yang dijanjikan pemerintah melalui program Papua Terang tahun 2018.
Thomas Amareyauw, warga Agimuga, di Timika, pekan ini mengatakan jajaran PT PLN (Persero) Area Timika sejak 2017 telah membangun jaringan instalasi listrik di tiga kampung Distrik Agimuga yaitu Kiliarma, Amungun, dan Aramsolki.
Meski tiang-tiang dan kabel-kabel listrik sudah terpasang seluruh wilayah Agimuga, namun hingga kini penerangan listrik yang dijanjikan belum juga terealisasi lantaran pembangkit diesel belum tersedia.
“Sudah dari 2017 jaringan listrik sudah dipasang di seluruh Agimuga. Terakhir mereka bangun rumah untuk tempat penyimpanan mesin diesel. Tapi sudah dua tahun terakhir mesin itu belum juga tiba di Agimuga. Makanya masyarakat bertanya-tanya ini proyek benar-benar serius atau hanya sekadar main-main saja,” kata Thomas. (*)
Editor: Dewi Wulandari