Pisang raksasa dari Kampung Kwau Distrik Mokwam Manokwari

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Manokwari, Jubi – Tak jauh dari jalan raya menuju Kabupaten Pegunungan Arfak sudah pasti para pengunjung akan melewati Kampung Kwau, Distrik Mokwam, Kabupaten Manokwari. Pasalnya kampung Kwau merupakan wilayah di tapal batas Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak.

Tak heran kalau letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau sehingga para turis dan fotografer profesional selalu menyinggahi lokasi milik Hans Mandacan, hanya satu jam dengan kendaraan roda empat maupun roda dua, dari Kota Manokwari.

Di tengah hutan alami di Kampung Kwau ini, Hans Mandacan mendirikan sebuah penginapan bernama  Papua Lorikeet. Para turis menghabiskan waktu paling lama dua minggu atau bisa lebih tergantung hasil pemotretan mereka.

Keluarga Hans Mandacan tinggal dekat penginapan Lorikeet, sebuah pondok beratap seng dan berdinding papan. Tak jauh dari rumah tinggalnya terdapat beberapa pohon pisang raksasa sumber makanan burung-burung termasuk burung pintar.

“Kami tak biasa makan buah pisang raksasa, khusus hanya burung saja yang makan termasuk burung pintar,”kata Hans Mandacan, kepada Jubi di sela-sela pertemuan International Concervation Biodiversity Economic (ICBE) 2018 di Manokwari, belum lama ini.

Lebih lanjut kata dia pohon pisang raksasa atau nama latinya Musa Ingens tingginya sekitar 20 sampai 30 meter itu banyak menarik perhatian para turis dan fotografer.

“Mereka kaget melihat pisang raksasa,” katanya, seraya menambahkan di sekitar Kampung Kwau banyak pula ditumbuhi oleh pisang raksasa ini.

Oleh karena pisang raksasa ini unik sehingga Hans Mandacan sengaja memelihara dan terutama sebagai pemasok makanan bagi burung di sekitar hutan alami di penginapan Lorikeet Papua. Hutan sekitar Lorikeet selain ada sarang burung pintar dan Cenderawasih juga terdapat belasan jenis bunga dan perdu termasuk pisang raksasa yang menjulang tinggi.

Secara terpisah, Prof Dr Charly Heatubun, Ketua Panitia ICBE 2018 dan Kepala Pusat Penelitian Papua Barat, mengatakan pisang raksasa ini termasuk tanaman endemik di Tanah Papua.

Pisang raksasa atau Musa Ingens, kata Heatubun, hanya tumbuh dan ditemukan di Pegunungan Arfak. Pisang raksasa tumbuh di area pada ketinggian 1.000 hingga 2.000 meter dari atas permukaan laut.

Pisang raksasa ini rata-rata tingginya mencapai 25-30 meter sedangkan pisang biasa hanya tumbuh 2-5 meter saja dengan diameter kecil. Berbeda dengan diameter pisang raksasa bisa mencapai dua meter, panjang buahya mencapai 18 cm dan berdiameter 3-4 cm.

Pisang raksasa tidak tumbuh berumpun atau tak ada tunas yang muncul pada bonggolnya sangat jarang. Hal ini menyebabkan pisang raksasa ini sulit berkembang biak. Tak heran kalau burung-burung senang memakan buahnya karena terdapat biji-bijian dan burung pula yang membantu menyebar tumbuhan pisang raksasa di Pegunungan Arfak.

Bagi masyarakat lokal di Pegunungan Arfak mungkin sudah tak asing melihat pisang raksasa ini berbeda dengan orang dari luar termasuk para peneliti. Peneliti dari International Board of Plant Generatic Resource bernama Jeff Daniells yang memulai penelitian pisang raksasa ini di sebuah lokasi di Papua New Guinea sekitar 1989.

Menurut  Jeff Daniells pohon pisang raksasa ini bisa ditemukan di bagian barat dan timur daerah dataran tinggi atau kawasan pegunungan di Papua New Guinea. Selain ukuran yang raksasa atau tinggi juga memiliki ukuran buah yang sangat besar. Berat buah pisang raksasa ini sekitar 30 sampai 60 kilogram per tandan pisang.

Jeff kemudian mematenkan hasil penelitian pisang raksasa sebagaimana dilansir di dalam  Rfcarchives.org.au  Walau pun diyakini pisang raksasa ini terdapat di PNG ternyata juga tumbuh subur di Papua Barat, Indonesia, pisang raksasa ini tersebar pula di Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Pisang raksasa ini tumbuh pada ketinggian sekitar 2.900-an meter di atas permukaan laut dan berkembang biak dengan sendirinya. Belakangan warga di Pegunungan Arfak sudah mulai membudidayakan walau tak semudah pisang biasa. Pasalnya pisang ini hanya berkembang biak dengan biji yang terdapat di dalam buah pisang. Para peneliti mengaku sulit untuk membudidayakannya.(*)

Related posts

Leave a Reply