Petani di Kampung Waninggap Nanggo kekurangan alat pertanian

Kepala Kampung Waninggap Nanggo, Dorotheus Gebze saat (berjaket), saat pertemuan dengan DPRD Merauke – Jubi/Frans L Kobun
Kepala Kampung Waninggap Nanggo, Dorotheus Gebze saat (berjaket), saat pertemuan dengan DPRD Merauke – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Masyarakat Kampung Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke yang umumnya adalah orang asli Papua, membuka lahan persawahan tahun ini seluas  50 hektar. Lahan tersebut telah ditanami padi dan sudah saatnya panen.

Read More

Demikian disampaikan Kepala Kampung Waninggap Nanggo, Dorotheus Gebze, kepada Jubi Selasa (21/5/2019).

Dikatakan, saat ini masyarakat terpaksa melakukan panen secara manual karena peralatan  seperti harvester combine (mesin pemotong padi) tak dimiliki.

Masyarakat setempat, lanjut dia, sudah berusaha mencari harvester combine untuk disewa, namun belum didapatkan, sehingga terpaksa memanen secara manual, meskipun membutuhkan waktu lama.

Secara umum, menurutnya, ada kesadaran dari OAP membuka lahan dalam skala luas. Hanya saja persoalan yang dihadapi adalah peralatan.

“Memang itu yang sering menjadi kendala,” katanya.

Dijelaskan, lahan yang ada sekarang sekitar 50 hektar, baru mulai dipanen seminggu lalu. Itupun masih secara manual.

“Kami sangat berharap adanya perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke agar ke depan adanya pengadaan alat pertanian bagi OAP,” pintanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Eddy Santoso, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya selalu memberikan perhatian secara serius kepada para petani, terutama orang asli Papua yang ada di sejumlah kampung.

Selain bantuan alat pertanian, katanya, juga tenaga pendamping maupun bibit padi untuk ditanam.

“Memang masih kurang dan belum semuanya menerima, tetapi kita akan berikan perhatian di tahun-tahun mendatang,” ujarnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply