Pesan Paus Fransiskus pada Natal 2020, bakal mengunjungi Lebanon dan Sudan Selatan

Paus Fransiskus (kanan) bertemu Kaisar Jepang Naruhito sebelum kunjungan pribadi di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, Senin (25/11/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/aww.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi, – Paus Fransiskus dalam pesan natalnya, Kamis, (24/12/2020), bakal mengunjungi Lebanon dan Sudan Selatan sesegera mungkin.  Paus menyebut negara-negara dalam pesan Hari Natalnya, tetapi dia memilih kedua negara itu dengan pesan Malam Natal karena kesulitan yang masing-masing hadapi tahun ini.

Read More

“Saya sangat prihatin melihat penderitaan dan kesedihan yang telah melemahkan ketahanan asli dan sumber daya Tanah Aras (Lebanon),” kata Paus dikutip dari Reuters, Kamis, (24/12/2020) kemarin.

Baca juga : Paus Fransiskus sebut etnis Uighur teraniaya

Paus Fransiskus lantik pria Afrika-Amerika jadi kardinal, pertama dalam sejarah

Selain ucapkan selamat, Paus Fransiskus juga berkati Biden

Tercatat, Lebanon harus berkutat dengan krisis ekonomi usai ledakan besar di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020 yang menewaskan 200 orang. Selain itu korban masih menunggu hasil penyelidikan atas ledakan yang merusak sebagian wilayah ibu kota. “Kasih sayang saya kepada orang-orang terkasih di Lebanon, yang ingin saya kunjungi secepatnya,” ujar Paus menambahkan.

Dalam pesan terpisah yang ditulis bersama dengan Uskup Agung Canterbury Justin Welby, yang merupakan pemimpin spiritual dari persekutuan Anglikan di seluruh dunia, dan moderator Church of Scotland Martin Fair, tiga pemimpin gereja itu berkomitmen untuk melakukan perjalanan yang sebelumnya tertunda ke Sudan Selatan yang mayoritas Kristen.

Pesan itu ditujukan kepada para pemimpin Sudan Selatan, mantan rival yang membentuk pemerintah persatuan nasional pada Februari setelah bertahun-tahun perang saudara melanda negara penghasil minyak itu.

Sebuah laporan PBB mengatakan bulan ini bahwa penerapan berbagai aspek kesepakatan perdamaian telah terhenti di Sudan di mana banjir pada bulan September menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply