Pesan Paskah dari Vatikan: Jangan menyerah kepada ketakutan

Suasana Basilika Santo Petrus di Vatikan, saat Paus Fransiskus memimpin misa Minggu Palma, 5 April 2020 - Antara/Vatican Media/­Handout via REUTERS/aww.
Suasana Basilika Santo Petrus di Vatikan, saat Paus Fransiskus memimpin Misa Minggu Palma, 5 April 2020 – Antara/Vatican Media/Handout via REUTERS/aww.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Vatican City, Jubi – Paus Fransiskus mendorong umat tidak menyerah kepada rasa takut, dan berfokus kepada pesan pengharapan. Paus menyampaikan itu saat memimpin Misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Sabtu waktu setempat (10/4/2020).

Read More

Misa biasa dipenuhi sekitar 10 ribu umat di Vigili, tetapi kali ini hanya dihadiri puluhan orang. Itu pun termasuk petugas altar dan kelompok paduan suara, yang jumlah pesertanya juga lebih kecil dari biasa.

Karena pandemi covid-19, beberapa upacara penting, seperti pembaptisan dan prosesi panjang di lorong utama gereja juga ditiadakan. Paus dalam misa tersebut membandingkan kisah Injil tentang para wanita yang menemukan kuburan Yesus dalam keadaan kosong pada hari kebangkitan-Nya dengan pandemi covid-19.

“Pada saat itu, ada ketakutan tentang masa depan. Memori yang menyakitkan, harapan terpatahkan. Bagi mereka, dan bagi kita itu adalah saat paling gelap (masa suram),” kata Paus Fransiskus dalam homilinya.

Umat Katolik di seluruh dunia mengikuti misa yang disampaikan oleh para imam di gereja melalui siaran televisi atau internet. Paus meminta umat tidak menyerah kepada ketakutan dari ancaman pandemi saat ini.

“Jangan takut. Jangan menyerah kepada ketakutan. Ini adalah pesan harapan. Ini ditujukan kepada kita, hari ini. Ini adalah kata-kata yang diulangi Tuhan kepada kita malam ini juga,” katanya.

Paus juga mendorong umat untuk menjadi pembawa pesan kehidupan pada saat kematian. Dia pun berkali-kali mengutuk perdagangan senjata, dan mendesak mereka yang berkecukupan membantu orang miskin.

“Mari kita heningkan tangisan maut, tidak ada lagi perang! Semoga kita menghentikan produksi dan perdagangan senjata karena kita membutuhkan roti, bukan senjata. Akhiri aborsi dan pembunuhan (terhadap) orang-orang tidak berdosa. Semoga hati mereka yang memiliki cukup (kelimpahan rezeki) terbuka untuk mengisi tangan-tangan kosong mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokok,” ujar Paus.

Semua kegiatan Paus selama Pekan Suci diubah, dan berlangsung tanpa partisipasi publik. Begitu pula dengan acara puncak pada Minggu Paskah, ketika Paus menyampaikan berkat Urbi et Orbi (bagi kota dan dunia), dan pesan Paskah. Misa yang biasa dihadiri lebih dari 100 ribu umat di Lapangan Santo Petrus, kini diadakan di gereja, dan hanya dihadiri kurang dari 20 orang perwakilan umat. (*)

 

Editor: Aries Munandar

 

 

Related posts

Leave a Reply