Papua No.1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pertikaian antarwarga yang terjadi di Distrik Wouma, Jayawijaya 8-9 Januari 2022, akhirnya sepakat melakukan perdamaian dan dilakukan penandatanganan sejumlah kesepakatan baik antarwarga itu sendiri, maupun dengan pemerintah daerah di wilayah Lapago.
Perdamaian yang dilakukan di Makodim 1702/Jayawijaya, Sabtu (15/1/2022), disepakati bahwa kedua pihak berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang sama, berjanji akan menjaga keamanan, kenyamanan, dan keharmonisan di Jayawijaya serta apabila pernyataan tersebut dilanggar maka kedua belah pihak siap untuk diproses hukum.
Hal itu dilakukan di hadapan lima bupati di wilayah Lapago yaitu Jayawijaya, Lanny Jaya, Nduga, Yahukimo, dan Mamberamo Tengah. Selain itu, Asosiasi Bupati se-Lapago juga membuat pernyataan kesepakatan bersama bagi setiap warga masyarakat, untuk tetap menjaga keamanan di mana pun berada, terkhusus di Jayawijaya sebagai induk wilayah.
Kesepakatan yang dituangkan dalam surat pernyataan itu berbunyi, setiap warga di wilayah Lapago dan berdomisili di Jayawijaya harus saling menjaga keamanan dan ketertiban, menghindari segala bentuk hasutan atau provokasi yang dapat menimbulkan keresahan di antara warga.
Selain itu, jika kejadian seperti di Wouma kembali terjadi seperti pembunuhan, pembakaran tempat tinggal/fasilitas publik yang mengancam jiwa seseorang, maka oknum pelaku dan kelompok yang terlibat akan langsung diproses hukum yang berlaku.
Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom mengatakan kesepakatan yang ditandatangani bersama ini akan disosialisasikan ke seluruh gereja khususnya di Lanny Jaya, agar menjadi perhatian khusus warga Lanny Jaya.
“Tidak ada orang yang berhak menghilangkan nyawa seseorang, tidak ada suku yang hebat di sini, kita semua sama. saya harap di seluruh pegunungan tengah Papua tidak ada lagi bunuh membunuh,” kata Befa.
Bupati Nduga, Wentius Nimiangge menekankan bagi para generasi muda agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang dapat mengakibatkan munculnya konflik antarwarga.
“Kita semua asal usulnya dari Jayawijaya, makanya generasi muda itu lebih baik fokus menempuh pendidikan saja tidak perlu terpengaruh hal-hal negatif,” kata Wentius Nimiangge.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya, Jhon R Banua menyampaikan terima kasih untuk semua pihak sehingga perdamaian ini bisa terwujud, demi menjaga keamanan di Jayawijaya.
“Terima kasih bagi para Bupati se-Lapago untuk andilnya dalam mengakhiri persoalan ini sehingga tidak berlarut-larut,” katanya.
Usai perdamaian itu, Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Arif Budi Situmeang akan membuat suatu monumen perdamaian di Makodim, sebagai tanda sejarah jika pernah terjadi perdamaian yang dilakukan bersama pimpinan daerah di wilayah Lapago.
“Monumen Lapago damai, karena ini adalah momentum atau kejadian yang luar biasa bisa hadirkan lima orang bupati, selain itu juga mempunyai satu kesatuan yang sama untuk hadirkan kedamaian di wilayah Lapago, sehingga saya rasa perlu diabadikan,” kata dandim.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Muh. Safei AB berpesan, bagi seluruh warga di wilayah hukum Polres Jayawijaya, tetap menjaga kamtibmas bersama dan tidak boleh ada lagi rasa curiga serta dendam.
“Kalaupun ada permasalahan, Polres membuka pintu untuk upaya penyelesaian, mediasi, dan komunikasi sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang dapat meresahkan kenyamanan bermasyarakat,” kata Safei. (*)
Editor: Kristianto Galuwo