Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Tak bisa dipungkiri bahwa mayoritas pemain putri Persipura memang berasal dari Persitoli Tolikara karena memang dalam Liga 1 putri 2019 tim Mutiara Hitam putri menggandeng juara Piala Pertiwi 2017, tim putri Persitoli Tolikara.
Bahkan Persipura Jayapura Putri dalam Grup B tampil sebagai tim yang belum terkalahkan di grup B Liga 1 Putri 2019. Tim besutan Samuel Weya ini tampil trengginas menghancurkan Persebaya putri dengan skor telak 5-1. Kemenangan ini membawa tim Persipura putri pimpin Grup B.
Persipura Jayapura memimpin Grup B dengan total raihan sempurna sementara 12 poin, tak terkalahkan dan tanpa hasil imbang.
Tim Mutiara Hitam Tolikara putri memenangkan laga terakhir melawan Persebaya putri pada Sabtu (12/10/2019) di Stadion Kusuma Agro Wisata, Kota Batu, Malang,Jawa Timur.
Dikutip dari laman resmi PSSI, hasil kemenangan ini mengantarkan tim Mutiara Hitam putri dan Persija sama-sama memimpin grup dan akan melanjutkan putaran kedua guna memasuki babak semifinal nanti.
Menanggapi kemenangan tim putri Persipura ini, pelatih Samuel Weya terus mengingatkan anak-anak asuhnya agar tidak cepat puas karena kompetisi belum selesai atau berakhir dengan juara.
Kekompakan tim putri Juara Piala Pertiwi 2017 memang telah lama terbentuk dan para pemainya Regina Wonda, Rulin Aspalek, dan Norfince Boma (kiper utama timnas Indonesia) adalah para punggawa timnas putri Indonesia.
Tim Persitoli putri ini dibentuk sejak usia dini pada 2009 hingga juara Piala Pertiwi 2017 dan sekarang membawa nama Persipura Putri di liga 1 Indonesia 2019.
Wilhelmina Frazier, pengurus Sekolah Sepakbola Imanuel Sentani, mengakui kalau pemain-pemain PS Tolikara yang sekarang mewakili Persipura putri ini akan menjadi juara karena materi pemainnya merata.
“Hanya saja saya setuju dengan pendapat pelatih jangan cepat puas pertandingan belum selesai dan belum juara,” katanya seraya mengingatkan pesan pelatih Jacksen F Tiago kepada tim Persipura bahwa jangan terjebak dengan pujian karena kompetisi belum selesai. (*)
Editor: Dewi Wulandari