Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Gaung “Luci Out” sudah terdengar di tribun penonton kala Persipura ditahan imbang oleh tamunya PS Sleman dengan skor 1-1 beberapa waktu lalu di Stadion Mandala dalam lanjutan kompetisi Shopee, Liga1 2019.
Para penonton yang meneriakan Luci Out merasa kecewa dengan penampilan Persipura yang semakin “melempem” alias tidak bisa menunjukkan jati diri sebagai tim peraih gelar juara empat kali juara di kompetisi level tinggi di Indonesia.
Padahal, Persipura mempunyai khas untuk mengamankan tiga poin di kandangnya sendiri, sedangkan sang pelatih tidak bisa berbuat banyak dalam laga tersebut. Seperti hanya berpasrah dengan keadaan, sang pelatih pun dalam konfrensi pers mengatakan pihaknya sudah bekerja keras, namun hasil belum berpihak.
Masyarakat Papua khususnya pendukung setiap Persipura sebenarnya tidak mempedulikan usaha apa yang sudah dilakukan skuad dan jajaran pelatih Persipura. Yang diinginkan adalah hasil positif alias meraih tiga poin di setiap laga.
Para pendukung ini pun menilai, level Persipura sudah seharusnya bisa meraih sukses di kompetisi tahun ini. Minimal, setiap laga di kandang harus meraih kemenangan dan minimal di luar kandang meraih hasil imbang.
Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommi Mano (BTM) pun telah mengingatkan sang pelatih harus meraih hasil positif pada laga kontra tuan rumah PS Tira-Persikabo, namun sayang, hasil tidak memuaskan didapatkan. Alhasil, Persipura kini berada di zona degradasi.
“Pastinya, dengan hasil ini seluruhnya harus dievaluasi. Sejak awal sudah saya katakan bahwa Persipura tahun ini menargetkan gelar juara, bukan memperbaiki peringkat di klasemen sementara. Saya ingin ada evaluasi,” kata BTM sapaan akrabnya di Jayapura.
Menurut BTM yang juga menjabat sebagai Wali Kota Jayapura tersebut, Persipura seharusnya bisa bangkit dan meraih kemenangan kala bertandang ke markas Persela Lamongan beberapa waktu lalu, namun dirinya melihat pemain kurang kompak atau kurang bekerja keras dalam laga tersebut. Imbasnya, Persipura harus bermain imbang.
Dari statistik hingga pekan keenam, Persipura hanya berhasil bermain imbang dua kali yaitu melawan Persela Lamongan dan PS Sleman dengan skor di dua laga tersebut (1-1), dan mengalami dua kali kekalahan yaitu melawan Persib Bandung (3-0) dan PS Tira-Persikabo (2-1).
“Saya datang ke sini dengan percaya diri yang tinggi dan optimis, saya sudah berusaha maksimal agar Persipura bagus, dan Tuhan tahu apa yang sudah kami lakukan dan kami kerjakan,” kata Luciano Leandro selaku pelatih kepala Persipura setelah timnya dikalahkan PS Tira-Persikabo.
Jacksen Tiago come back?
Menangani tim sebesar Persipura, apalagi menjadi tim paling sukses dengan gelar juaranya, sudah seharusnya Luciano Leandro berjiwa besar untuk menarik diri atau mundur dari jabatannya selaku pelatih kepala bagi Boaz Solossa dan kawan-kawan.
Hal tersebut sempat dilakukan oleh Jafri Sastra pada dua musim lalu, ketika tidak bisa memenuhi ekspektasi dari manajemen Persipura, sang pelatih dengan jiwa besar mengundurkan diri.
Apakah hal tersebut dilakukan oleh Luciano Leandro? Berkaca pada klub Barito Putra, walaupun klub tersebut belum pernah meraih gelar juara pada kompetisi tertinggi di tanah air, sang pelatih Jacksen F. Tiago berbesar hati untuk out dari klub tersebut.
Jacksen Tiago sendiri adalah pelatih yang bertangan dingin. Jacksen pernah menjadi pelatih tersukses karena behasil membawa Persipura meraih tiga gelar juara di kompetisi Liga Indonesia, selain itu, pelatih asal Brasil tersebut juga membawa Persipura finis di semifinal AFC Cup.
Pengamat sepak bola Papua, Dominggus Mampioper mengatakan, Persipura membutuhkan sosok pelatih seperti Jacksen Tiago yang terkenal tegas dalam bertindak, baik saat menjalani latihan maupun memimpin anak asuhnya di setiap pertandingan.
“Saya rasa, sosok Jacksen Tiago sangat tepat untuk kembali menukangi Boaz Solossa dan kawan-kawan. Apalagi saat ini statusnya free atau tanpa klub. Sebelum dibawa oleh klub lain, Persipura harus cepat mendapatkan tandatangan dari sang pelatih,” kata kakak Ming sapaan akrabnya.
Kakak Ming yang juga mantan wartawan goal.com tersebut menilai, permainan Persipura saat ini sudah diketahui oleh seluruh klub peserta kompetisi Liga 1, untuk itu, Persipura butuh formula baru untuk dapat bersaing dengan klub-klub yang saat ini sudah mempunyai modal cukup untuk melakukan pembelanjaan pemain berbakat.
“Menguasai ball position disetiap pertandingan tidak cukup untuk membuat orang decak kagum. Masyarakat Papua atau pendukung Persipura menginginkan kemenangan dan kemenangan. Kita kuasai pertandingan tapi kalah buat apa? Kita kalah di ball position terus menang, itu yang diharapkan,” ujarnya.
Kakak Ming, yang kini duduk sebagai redaktur senior di Koran Jubi dan arsip.jubi.id berharap, manajemen harus bergerak cepat untuk mendatangkan pelatih yang dapat memahami karakter pemain-pemain Papua.
“Mungkin yang bisa memahami karakter orang Papua hanya tiga pelatih yaitu Rahmat Darmawan (Indonesia), Jacksen Tiago (Brasil) dan Angel Alfredo Fera (Argentina),” katanya.
Apakah gaung “Luci Out” tersebut bisa berdampak pada keputusan manajemen Persipura? Kita tunggu saja, semoga ada perubahan sehingga Persipura bisa kembali pada masa kejayaannya. (*)
Editor: Edho Sinaga