Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Palang Merah Indonesia atau PMI Wilayah Nabire menggelar
diskusi bersama lintas sektor guna mencari solusi atas menipisnya persediaan darah di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire. Diskusi yang digelar di Nabire, Papua, pada Sabtu (3/7/2021) itu dihadiri anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire, polisi, dan sejumlah pendonor darah.
Ketua PMI Nabire, Dr Andreas Pekei mengatakan kebutuhan darah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire terus meningkat, bahkan bisa mencapai 300 – 350 kantong per bulan. Akan tetapi, Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Nabire hanya menerima donor sekitar 80 kantong darah per bulan.
“Kebutuhan sangat tinggi, tetapi persediaan mimin. Kami perlu melakukan koordinasi dengan semua pihak yang peduli untuk mengatasi kekurangan itu,” ujar Pekei dalam diskusi Sabtu.
Baca juga: PMI Nabire rekrut anggota Donor Darah Sukarela
Pekei yang juga Direktur RSUD Nabire itu ingin merangkul berbagai elemen, termasuk komunitas ataupun kelompok keagamaan, untuk mendonorkan darahnya. “Kalau Pemerintah Kabupaten Nabire mau, UTD diserahkan kepada PMI, dengan operasional yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Jadi biaya UTD bisa untuk pembiayaan yang lain,” tuturnya.
Salah satu pendonor darah di Nabire, Maikel Hermanus menyarankan agar PMI Nabire melakukan sosialisasi donor darah secara rutin kepada komunitas, paguyuban, ataupun tempat ibadah. Jika sosialisasi itu dilakukan secara rutin, Hermanus yakin akan ada banyak pendonor darah di Nabire.
Menurutnya, kebanyakan masyarakat di Nabire belum memahami manfaat mendonorkan darah. “Saya yakin, kalau pendekatan terus menerus dilakukan, pasti lebih banyak lagi pendonor yang akan berminat,” saran Hermanus. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G