Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Nama Perlina Pere Karoba di cabang olahraga (cabor) dayung sudah hilang dan mungkin sudah dilupakan karena telah pensiun dari olahraga andalan tim PON Papua dalam menyabet medali emas.
Prestasi dayung Papua pernah pula ditorehkan perempuan asal Wamena, Kabupaten Jayawijaya ini dengan meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI tahun 2004. Di mana saat itu, Boaz dan kawan kawan juga meraih medali emas bersama tim sepak bola PON Jawa Timur. Prestasi puncaknya meraih medali emas pada Asian Games Doha Qatar ke XV tahun 2006 mewakili tim dayung Indonesia.
Padahal kalau dikaji lebih mendalam, hampir sebagian besar atlet dayung Papua sudah pasti berasal dari tepian Danau Sentani. Pasalnya, hampir sebagian aktivitas kehidupan sehari-hari berperahu di atas permukaan air tawar Danau Sentani. Mulai dari mencari ikan, menimba air, hingga berkebun di daratan atau di kaki bukit.
Erni Sokoy, ratu dayung Papua, sudah membuktikannya sebagai atlet dayung nasional dari tepian Danau Sentani, Kabupaten Jayapura.
Namun ternyata atlet senior dan mantan atlet nasional dan dayung Papua, Perlina Pere Koroba, telah menepis fakta itu. Bahwa menjadi atlet dayung bukan harus hidup di pinggir danau ataupun tinggal di pesisir pantai dan laut.
Meski Perlina Karoba bukan hidup dan berasal dari dua alam pantai maupun danau, ternyata hidup di gunung dan banyak air sungai atau kali bisa juga berlatih dan menjadi atlet dayung nasional.
Tak heran kalau Marthinus Monim, mantan atlet yang kini melatih tim dayung PON Papua 2021, memandang anak-anak Papua berpotensi menjadi atlet profesional di segala cabang olahraga, termasuk dayung.
“Sekalipun dari pegunungan,” kata Monim sebagaimana dikutip laman resmi http://komunitasubi.com/ seraya menambahkan pihaknya sudah membuktikan bahwa anak anak Papua pasti bisa sukses.
“Kami sudah buktikan,” kata Monim sebagaimana ditulis Silvia Reba dan SP Tumanggor dalam artikel berjudul Potensi Gudang Atlet Mutiara Hitam.
Lebih lanjut, kata Marthinus Monim, salah satunya yang sukses adalah Pere Perlina Karoba asal Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Di sana tidak ada danau, tetapi setelah latihan (mendayung) dia meraih prestasi luar biasa. Memang di daerah Kabupaten Jayawijaya ada Danau Habema maupun Danau Tigi dan Tage di Kabupaten Paniai.
Prestasi Perlina Karoba, beberapa kali menorehkan medali pada kejurnas maupun PON hingga puncaknya meraih prestasi medali emas di Asian Games, Doha Qatar 2006. Dia juara perorangan rowing putri. Perlina sempat pula lolos ke Olimpiade namun tak peroleh medali.
Benar apa yang dikatakan Marthinus Monim, bahwa berlatih secara tekun sudah pasti akan berhasil.
“Proses akan menentukan hasil akhir termasuk peralatan latihan yang memadai,” kata Monim saat ditemui arsip.jubi.id beberapa waktu lalu di Wisma Atlet Dayung Waena, Kota Jayapura, di tepian Danau Sentani.
Marthinus Monim yang juga pemilik klub dayung di Kampung Netar Sentani, Marinus Monim, mengatakan peralatan dayung yang lengkap jelas menunjang prestasi para atlet dayung Papua ke depan.
“Kalau mau meningkatkan prestasi mestinya di setiap kabupaten ada pengcap. Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura harus punya pengcab sehingga bisa menyediakan peralatan bagi atlet,” kata Monim, seraya menambahkan selama ini di Kabupaten Jayapura terdapat tiga klub dayung pertama dari Kampung Putali dibawah pimpinan pelatih Yoram Monim, di mess atlet dayung Waena dibawah asuhan Vines Kambai, sedangkan di Kampung Netar dipimpin oleh Marinus Monim. (*)
Editor: Dewi Wulandari