Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Rapat kerja daerah (rakerda) Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Papua resmi dibuka, Rabu (29/8/2018) malam di aula Balai Latihan Kesehatan (Balatkes) Padangbulan, Kota Jayapura, Papua. Diikuti 13 pengkab/pengkot Perbakin se-Papua.
Ketua Umum Perbakin Papua, Johny Banua Rouw kepada wartawan mengatakan, rakerda ini dilaksanakan dalam menyusun program kerja empat ke depan, baik jangkan pendek dan panjang.
Johny mengajak semua pengurus harus samakan persepsi atau pola pikir, sehingga program yang dibuat bersama pengurus Perbakin kabupaten/kota menjadi program menyeluruh dan bersinergi.
“Apa yang akan kita buat untuk membawa Perbakin Papua empat tahun ke depan. Sasaran utama kita dua tahun lagi yakni di PON 2020,” katanya.
Bagaimana suksesi kita mendukung PON XX/2020 di Papua. Itu menjadi tujuan kita.
Johny Banua Rouw dalam arahannya mengenang serta serta mengajak peserta musda melihat sedikit ke belakang kilas balik perjalanan Perbakin Papua.
Dalam kepemimpinan periode ketiga Perbakin Papua, Johny Banua Rouw menyebut ada tiga fase yang dilewati, pertama kemitraan. Pada era ini Perbakin Papua sama sekali mulai star dari nol, tidak punya apa-apa.
"Disitu kami Perbakin tidak punya apa-apa. Kami memulai dari nol. Kami tidak punya peralatan satu biji pun," ia mengenang.
Selama ada di Papua, kami hanya bermitra dengan Polda dan Kodam XVII/Cenderawasih.
Perbakin ikut PON dengan modal nekat. Dengan peralatan yang serba standar, apa adanya.
Ironisnya saat mau berangkat sudah mau naik pesawat menuju Samarinda, Kalimantan Timur, atlet belum punya senjata.
Tapi karena mitra serta kerjasama yang baik dari Polda dan Kodam XVII/Cenderawasih, Kapolda saat itu mengijinkan dan mengutus anggotanya mengawal peralatan. Saat itu atlet Papua memakai senjata jenis SS1.
“Ini jadi sejarah tersendiri karena Perbakin Papua menjadi satu-satunya tim yang memakai senjata SS1 di PON,” ujarnya.
Selanjutnya fase kedua atau fase kemandirian. Era ini dengan modal nekat dan keberanian pengurus gabung jurus mendatangi Perbakin pusat untuk membeli peralatan.
"Jadi di Perbakin ini kelihatan susah-susah gampang. Punya duit belum tentu dapat peralatan," katanya.
Orientasi kita adalah hobi dan hari ini sampai di pengkab/pengkot sudah punya senjata sendiri-sendiri.
Fase ketiga adalah prestasi. Dalam momentum rakerda ini sekaligus menyusun strategi menyiapkan atlet agar bisa sukses rebut medali emas di PON XX.
Selain punya peralatan sendiri, Perbakin juga punya lapangan tembak sendiri. Juga punya atlet sendiri dan bisa membiayai ikut kejuaraan di luar negeri.
“Hari ini kami punya atlet cukup banyak. Punya sekolah menembak dan punya kursus menembak yang bisa buka tiap saat,” ujarnya.
Artinya kami sudah mandiri. Bagaimana dari kemandirian ini, kami bisa berhasil dari sisi prestasi.
Hasil dari kerja keras itu di PON XIX/Jawa Barat, meski gagal menyumbang medali emas, Perbakin Papua paling tidak sudah memberi sumbangsih positif. Satu medali perak dan perunggu jadi bukti kongkrit.
“Kami merasa penting bahwa lewat rakerda ini, kita ingin samakan persepsi untuk bagaimana Perbakin mampu berprestasi di PON 2020,” katanya.
Komandan Korem 172/PWY, Kolonel Infanteri Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar dalam arahan singkatnya mengatakan, olahraga menembak adalah cabor milik orang kaya.
Binsar Sianipar, lulusan Akademi Milter (Akmil) tahun 1993 itu mengaku ketika mengabdi serta menunaikan tugas negara keliling Indonesia, sering berinteraksi dengan kerja Perbakin.
Sianipar apresisi Perbakin Papua punya lapangan tembak sendiri. Beda dengan sejumlah Perbakin lain di pulau Jawa, yang nota bene lebih maju, ada yang sama sekali tidak punya fasilitas penunjang.
"Saya jadi komandan grup, komandan batalyon dan asisten operasi di Kopasus, ada pengurus Perbakin itu numpang di kita (TNI). Gudang senjata numpang di kita, lapangan latihan pun numpang sama kita," ujarnya.
Sianipar yang pernah mendapat tugas luar negeri ke Amerika Serikat mengapresiasi kerja Perbakin Papua yang dalam waktu dekat segera membangun gudang khusus penyimpanan senjata. (*)