Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Kabupaten Dogiyai dengan komoditi unggulan adalah kopi jenis arabika. Kopi asal Dogiyai yang pengolahan secara tradisional telah berjalan sejak lama. Kopi yang mesin pengolahan adalah peninggalan Belanda. Padahal Indonesian sudah merdeka bahkan Kabupaten Dogiyai sudah menjadi kabupaten definitif sejak 2008.
Oleh karena itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM telah berupaya mendatangkan mesin pengelolaan kopi untuk membantu kepada petani kopi di Kamuu dan Mapiha.
Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Dogiyai, Andrias Gobay mengatakan, kondisi ini menjadi perhatian pihaknya. Oleh karena itu, dirinya membangun komunikasi dan koordinasi dengan instasni terkait di Provinsi Papua. ìDan melalui program Gerbangmas tahun 2016 kami membantu empat UKM dan IKM yang ada di Kabupaten Dogiyai memberikan bantuan mesin pengolahan kopi,î ujar Gobay kepada Jubi per seluler, Kamis (8/12/2016).
“Mesin pengolahan kopi ini kami berikan dengan paket lengkap kepada Yayasan P5, Kopi Mamo CS, Enauto Cafe dan Fransiscan Cafee,” katanya.
Pemberian mesin ini, lanjutnya, diperuntukkan untuk UKM yang selama ini menjadi kebutuhan petani kopi. Maka, diharapkan supaya mereka manfaatkan mesin tersebut dengan sebaik-baiknya.
“Saya juga berharap kita semua kembali ke kebun kopi. Pengerahan mesin ini juga sebuah persembahkan kami kepada pelaku dan petani kopi,” katanya.
Ketua Yayasan P5, Ir. Didimus Tebai mengatakan, pemerintah Dogiyai sejak 2008 hingga 2015 tak peduli dengan pihaknya. Padahal kopi Moanemani dan sejenisnya merupakan kebanggaan tersendiri bagi negeri Meepago.
“Terus terang saja Pemerintah Dogiyai malas tahu dan masa bodoh selama ini. Mereka mementingkan diri dan kelompoknya. Ini adalah pengembangan dan pemberdayaan kami,” kata Didimus.
Diharapkan, apa yang dilakukan Dinas Perindagkop setempat terus berlanjut sebab kinerjanya telah menyentuh masyarakat, terutama petani kopi yang selama ini merindukan kopinya harus harum. (*)