Jayapura, Jubi – Kelompok advokasi perempuan di Kepulauan Solomon mengatakan mereka ingin menyajikan sebuah kajian untuk mendapatkan kursi perempuan di parlemen untuk keanggotaan parlemen negara itu pada pekan depan.
Solomon memiliki salah satu representasi perempuan paling sedikit di parlemen dimana hanya ada satu anggota parlemen perempuan di rumah wakil rakyat itu yang total terdiri dari 50 anggota. Josephine Teakeni, Direktur Vois Bilong Mere Salomo, baru saja kembali dari Konferensi Penguatan Partisipasi Perempuan dalam parlemen di kawasan regional Pasifik. Dia mengatakan Kepulauan Solomon jauh di belakang negara-negara Pulau Pasifik lainnya tentang keterwakilan perempuan di parlemen. Teakeni berpendapat ini adalah kasus yang kuat untuk ditindak khusus untuk menerapkan perlakuan khusus demi membantu menjembatani kesenjangan gender tersebut.
“Kami telah merencanakan untuk kembali sekarang setelah pertemuan kami dengan anggota parlemen. Dan saya pikir itu merupakan kegiatan yang akan membantu mereka untuk memahami sedikit lebih banyak sehingga ketika saatnya tiba untuk debat di parlemen atau di kabinet atau apa saja, mereka mengerti tentang TSM (Temporary Special Measure) yang kita bicarakan,” kata Teakeni, mengutip Radio New Zealand, Senin (30/11/2015).
Angka yang direlease UNDP menyatakan bahwa legislatif di negara Pulau Pasifik memiliki angka terendah di dunia di antara wakil-wakil perempuan mereka yang terpilih.
Pada Juli 2015, perempuan legislator di Pasifik menyumbang hanya 5,4 persen dari seluruh anggota pemerintah. (Yuliana Lantipo)