Perempuan Kampung Wardo (Biak) terima bantuan perahu fiber

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Biak, Jubi– Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua melalui Dinas Perikanan memberikan bantuan satu unit perahu jenis fiber untuk kelompok perempuan Srikandi Sungai Indonesia(SSI) di Kampung Wardo Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak Numfor.

“Perahu jenis fiber dengan panjang tujuh meter dan dilengkapi dengan mesin motor 15 PK dapat dimanfaatkan mendukung tugas kelompok perempuan yang tergabung dalam Srikandi Sungai Indonesia,” kata Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor, Efendi Igrisa saat dihubungi, Antara di Biak, Kamis (4/10/2018).

Ia mengharapkan fasilitas perahu bantuan pemkab Niak Numfor dapat dimanfaatkan ganda oleh kelompok perempuan Wardo yakni  siang hari menjaga lingkungan pesisir sungai Wardo, sedangkan di waktu malam dapat digunakan mencari ikan di perairan Wardo sehingga mendapat penghasilan untuk keluarga.

“Dinas Perikanan Biak sudah menyiapkan fasilitas fisik, ya akan ada serah terima barang dari pemerintah kabupaten Biak Numfor kepada penerima kelompok perempuan Srikandi  Sungai Indonesia,” kata Effendi.

Lebih lanjut kata Effendi kepada penerima bantuan perahu fiber, agar merawat barang bantuan dengan baik sehingga bisa menunjang aktivitas pelayanan organisasi perempuan kampung Wardo.

Menyinggung pembinaan kelompok masyarakat di pesisir perairan laut Biak, kata Effendi tetap menjadi mitra pemerintah dalam menjaga dan mengelola potensi sumber daya laut sebagai penyedia kebutuhan keseharian masyarakat.

“Dinas Perikanan dengan tugas pokok dan fungsinya bersama instansi terkait lainnya sangat berkewajiban untuk membina kelompok masyarakat yang bermukim di pesisir perairan laut Biak Numfor,”katanya.

Berdasarkan data kelompok perempuan Srikandi Sungai Indonesia kampung Wardo Distrik Biak Barat dijadikan kampung percontohan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) serta Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Uncen.

Sungai Wardo bagi masyarakat di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya merupakan salah satu sumber penghidupan. Banyak aktifitas kehidupan warga dilakukan di dan dibantu oleh sungai, seperti mencuci, mandi, jalur transportasi dan aktifitas dasar lainnya. Disamping indah dan teduhnya lingkungan sungai, namun pemanfaatan Sungai Wardo belum maksimal.

Melihat kondisi tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise memilih Kampung Wardo menjadi salah satu lokasi dibentuknya Srikandi Sungai Indonesia (SSI) wilayah Papua.

“Layanan air dan sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia. Kalau kita lihat, perempuanlah yang paling dekat dengan air. Kebutuhan mereka lebih dari separuhnya bergantung pada air untuk menghidupi keluarga dan mencukupi kebutuhan rumah tangga. Perempuan adalah orang yang paling pertama akan memutar otak jika tidak ada air di rumah. Sehingga, akses perempuan terhadap air harus kita perhatikan,” ujar Menteri PPPA, Yohana Yembise usai melantik Srikandi Sungai Indonesia (SSI) Papua sebagaimana dilansir laman resmi Kemen PPPA.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Deputi bidang Kesetaraan Gender bekerja sama dengan Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) Fakultas Geografi Universitas Gadjah mada (UGM) yang merupakan secretariat SSI Pusat, menyelenggarakan Launching dan Deklarasi Srikandi Sungai Indonesia dan Peresmian Wardo Eco River Park di Kampung Wardo, Kabupaten Biak Numfor pada Senin (2/10/2018) lalu.

Kegiatan diawali dengan susur Sungai Wardo bersama antara Menteri PPPA, BNPB (Badan Nasional penanggunalangan Bencana), perwakilan Kementerian PMK, dan para Srikandi Sungai. Kegiatan yang dilaksanakan di tepi Sungai Wardo ini melantik 5 orang Srikandi Sungai Indonesia region Papua, diantaranya Ketua SSI Provinsi Papua, Ketua SSI Kab. Jayapura, Kabupaten SSI Kab. Nabire, Ketua SSI Kab. Keerom, dan Ketua SSI Kab. Biak-Numfor. 

Di sisi lain, menurut Menteri Yohana, air juga berpengaruh pada kesehatan keluarga. Data yang dimiliki Kemen PPPA, di Indonesia, jumlah anak-anak yang mengalami diare sebesar 66  persen dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan septi tank. Hal ini akan berpengaruh pada potensi tumbuh kembang maksimal anak. Sehingga Menteri Yohana berharap agar pegiat lingkungan SSI region Papua menjadi Focal Point untuk mengedukasi masyarakat disekitarnya sadar lingkungan sungai.

Kampung Wardo jaraknya sekitar 45 kilometer dari Kota Biak, dengan berkendaraan  menempuh waktu perjalanan sekitar satu jam saja. Di ujung sungai Wardo terdapat air terjun yang dinamakan air  Wapsdori. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter dan dikelilingi oleh hutan mangrove. Akses menuju air terjun Wapsdori bisa ditempu dengan menggunakan perahu atau pun jalan darat.

Setiba di Kampung Wardo, langsung bisa menggunakan perahu motor milik masyarakat termasuk perahu milik Srikandi Sungai Indonesia (SSI) kaum perempuan di Kampung Wardo.

Areal kampung Wardo sangat menarik sebagai daerah wisata, karena dari perahu setelah melalui sungai Wardo bisa langsung menyaksikan air terjun Wapsdori yang tenang dan sejuk serta alamnya masih asri.

Sangat cocok untuk dikembangkan sebagai daerah ekowisata di Kawasan Distrik Biak Barat Kabupaten Biak Numfor.

Saat sore atau pagi hari menjelang siang, masyarakat banyak melakukan aktivitas di sekitar air terjun. Di antaranya, mandi, mencuci pakaian, atau sekadar memancing ikan. (*)
 

Related posts

Leave a Reply