Wanita yang dibesarkan di Komplek TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2018
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti, Senin, (18/5/2020) tadi menjadi satu dari 45 penerbang perwira TNI AU dan TNI AD yang diwisuda. Ia menjadi penerbang tempur wanita pertama TNI AU yang dilantik Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
Wanita kelahiran Jakarta 25 September 1995 itu mengikuti jejak sang ayah, Kolonel Sus Prayitno sebagai prajurit TNI Angkatan Udara. Namun, tak disangka prestasinya sebagai prajurit TNI AU menjadikan dirinya sebagai penerbang tempur perempuan pertama TNI AU.
Wanita yang dibesarkan di Komplek TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2018, dimana semasa sekolahnya di SMAN 51 Jakarta pernah terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional pada 2011.
Baca juga : Kisah Ruth Dolly Pagawak, perempuan asli Papua yang sembuh dari Corona
Berdalih jual sembako murah, tipu sejumlah perempuan
Perkembangan peran perempuan Papua dalam perspektif ajaran KPKC
Sejak SMA, Ajeng dikenal sebagai murid disiplin dan selalu bekerja keras. Hal itu dibuktikannya dengan aktif sebagai anggota pasukan pengibar bendara. Dari level SMA, dia sukses menembus level provinsi dan puncaknya, terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional 2011.
Setelah lulus dari SMA Negeri 51 Jakarta, dia mendaftarkan sebagai taruni AAU pada 2014. Setelah melalui berbagai tes hingga pantukir, dia berhasil lolos dan resmi menjadi calon prajurit Swa Bhuwana Paksa.
“Saya hanya menjalani dengan serius dan menikmati semua tahapan latihan terbang hingga akhir. Para instruktur menyemangati saya, agar bisa menjadi fighter dan sekarang hal tersebut terwujud,” kata Ajeng.
Usai dilantik ia akan memulai pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle.
T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pesawat ini dipesan Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.
Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit. Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun.
“Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional,” kata Ajeng.
Setelah lulus lulus ia akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain seperti F-16 dan Sukhoi. (*)
Editor : Edi Faisol