Papua No.1 News Portal
Jayapura, Jubi – Ketua Departemen Perempuan Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Rode Wanimbo perempuan GIDI telah membagi-bagikan Alat Pelindung Diri (APD), bahan makanan kepada kaum perempuan, kemudian bibit tanaman pangan lokal ke sejumlah kelompok tani, pemuda, gereja, mahasiswa dan aktivis yang berkebun.
“Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka sama saja. Puji Tuhan membuka jalan, kami membagi bibit tanaman pangan lokal, APD, dan bahan makanan kepada ibu-ibu janda yang berkesusahan,” katanya kepada jubi saat ditemui di kantor Pusat GIDI, di Sentani, Selasa (09/6/2020).
Perempuan GIDI membentuk tim dan melakukan konsolidasi ke mama-mama denominasi dari anggota jemaatnya GIDI, Baptis. Mama-mama penyedia bibit itu berkebun di Sentani, Komba, Cyclop, Howai, Genyem.
Bibit tanaman itu antara lain keladi, ketimun, jahe merah, sayur lilin, bibit gedi, berbagai jenis bibit pisang.
Setelah bersepakat, mama-mama membawa bibit itu. Lantas disalurkan kepada pemuda, gereja, mahasiswa dan aktivis yang berkebun.
“Kami membagi bibit tanaman dalam tiga tahap. Tahap pertama diberikan kepada , penghuni asrama STT Walter Post, Penguni Asrama Lany Jaya, Kelompok Pemuda gereja Batis, Sdr. Rosa Moiwen, Sdr. Rika Korain,” ujarnya.
Tahap kedua dibagikan kepada penghuni Asrama Putri Damal, P3 GKI padang Bulan, Pemuda Baptis Waena, Kelompok Kerja Woi Awu.
“Tahap tiga kami berikan kepada ikatan keluarga Kembu di Sentani, Penghuni Asrama Yallimo Waena, Ikatan keluarga Ogeiye, Keluarga Yenegga Kogoya, dan kelompok mama-mama di Arso,” katanya.
Wanimbo mengatakan, stok bibit tanaman masih tersedia. Apabila ada kelompok tani atau individu yang membutuhkan, mama-mama akan menyiapkan bibitnya. Jadi apabila ada permintaan baru disiapkan. Kalau tidak bibit tanaman bisa kering.
Mama-mama penyedia bibit ini merupakan bagian dari jemaat Gidi, Baptis, dan Kingmi. “Kami merangkul mama-mama dari lintas denominasi gereja untuk menyalurkan bantuan. Kami ingin berbuat sesuatu yang berbeda dengan pemerintah. Mereka membagi supermi beras, dst. Tapi kami perempuan membagi bibit, dengan harapan besar agar orang papua bisa kembali ke pangan lokal. Jangan selalu menggantungkan nasib kepada pemerintah,” katanya.
Pihaknya juga membeli sagu 10 tumang dan membagikannya ke warga pesisir pantai dan Sentani khususnya mama-mama janda.
Wanimbo mengatakan, selain masker perempuan GIDI telah membagi APD di pasar sentani, pertama mereka membagi 100 paket handuk, masker, kain sarung dan sabun kepada mama-mama pedagang.
APD yang dibagikan itu mulanya tidak cukup. Lalu pihaknya mulai menggalang bantuan lagi. Setelah itu bantuan yang datang melebihi dari yang terpikirkan.
“Perempuan GIDI dari Pegunungan Bintang mengirim satu karung besar masker jahitan mereka sendiri, kemudian teman dari DPRP, ketua MRP dan perempuan GIDI lainnya juga membantu jumlah keseluruhan mencapai 600 paket. 500 paket sudah tebagi habis kami membantunya di pasar dan semua mendapatkan bantuan APD.
Kini bantuan yang tersisa ada 100 paket. Rencananya perempuan GIDI akan berkolaborasi dengan koalisi perempuan Papua untuk mendistribusinya dari Pasir Dua hingga ke Doyo.
Lanjut Wanimbo, mereka juga membagikan sembako kepada ibu-ibu janda yang kekurangan. “Kami bagi tidak hanya di warga jemaat GIDI saja tetapi ibu janda dari gereja baptis 10 keluarga, 10 ibu janda dari Gereja Kingmi dan 20 ibu janda dari gereja GIDI,” ujarnya.
Wanimbo juga mengatakan, pihaknya sedang menyediakan bahan sosialisasi menggunakan bahasa daerah. Baik itu protokol kesehatan, dan cara melakukan rapid tes, swab tes kepada warga jemaat GIDI.
“Kami lakukan ini agar jemaat GIDI benar-benar memahami aturan protokol dan tidak mudah untuk terkena Korona. Sebab banyak warga GIDI yang beraktivitas di ruang-ruang publik, sehingga aturan ini benar benar dipahami oleh mereka ” katanya.
Pihaknya juga melakukan kerja sama dengan ”Komunitas sa sayang bumi” yang didirikan oleh Yohana Baransano untuk Fundraising untuk melakukan pembersihan di bibir Pantai. “Kita mengangkat sampah di pantai Holtekamp untuk menjaga keindahan alam Papua sebagai bibir pantai di Pasifik,” katanya.
Ketua Bidang Ekonomi Kamar Adat Pengusaha Papua KAPP Elisabeth Tebai mengatakan, pihaknya telah menyalurkan peralatan kerja kepada masyarakat untuk berkebun.
Peralatan tersebut yakni sekop, parang, dan cangkul dan bama. Ada 60 Kelompok Kerja yang mendapatkan bantuan.
“Sehingga kami menyerahkan bantuan alat kerja ke masyarakat berdasarkan pengusulan nama–nama kelompok kerja. Dibagikan ke 60 Kelompok kerja Kebun, diharapkan bantuan ini dapat bermanfaatkan,”Sekop atau pacul sebanyak 200 linggis 200, Kapak 200, Parang 200, Batu asah 200, tambah Sembako,” kata Tebay.
“Saya harap para pekerja ini bisa memanfaatkan waktu luang untuk bekerja dan tinggal di rumah, dan mari bersama gelorakan pangan lokal dan kemandirian pangan lokal bagi orang Papua,” katanya.
Tim mereka juga fokus membagi bantuan pada pelaku ekonomi orang asli Papua (OAP). Selama dua minggu, tim mendata para pedagang OAP, dari penjual roti, sayur, hingga pinang.“Total 3.527 pedagang asli Papua,” katanya.
Pihaknya juga mendata pedagang OAP , dari wilayah Expo–batas kota dan kabupaten Jayapura ke Koya–batas Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura. (*)