Papua No. 1 News Portal | Jubi
Mendi, Jubi – Setidaknya 30 orang meninggal dunia dalam beberapa bulan terakhir akibat perang antar-suku di Provinsi Southern Highlands, Papua Nugini. Perang suku di Lembah Sugu, Distrik Kagua-Erave.
Konflik ini telah terjadi berulang kali, menyebabkan banyak rumah warga yang dibakar serta kerusakan lainnya. Ratusan keluarga terlantar akibat pecahnya perang suku Februari lalu.
Inspektur Gideon Kauke, dari Highlands Police Command, berkata bahwa perselisihan antara kedua suku dimulai setelah kematian seorang guru yang berasal dari satu suku.
“Kedua suku menggunakan senjata api berkekuatan tinggi, itulah sebabnya situasinya lebih rumit bagi polisi untuk segera mengambil tindakan untuk menenangkan situasi.”
Gideon Kauke mengatakan bahwa pihak kepolisian dan anggota dewan perwakilan rakyat, telah bertemu langsung dengan kepala-kepala suku untuk menegosiasikan perdamaian.
“Polisi sudah turun ke lapangan, mereka berembuk dengan pemimpin dari kedua belah pihak, dan berusaha untuk mendapatkan pengertian dan informasi dari kedua belah pihak,” jelasnya.
“Kami ingin agar anak-anak kami bisa pergi ke sekolah dengan aman dan pegawai negeri bisa kembali bekerja, agar hal-hal bisa berjalan seperti biasa. Jadi polisi di daerah ini sedang ada di lapangan dan bernegosiasi.”
Perang suku telah menghambat daerah Southern Highlands dan provinsi tetangganya, Hela, dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan kerusakan infrastruktur publik yang signifikan.
Selama konflik di Lembah Sugu berlangsung, satu sekolah dan satu pusat kesehatan masyarakat dilaporkan telah dirusak massa. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo