Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Port Moresby, Jubi – Dua pembunuhan terpisah dilaporkan terjadi di stasiun Komo tepat di depan personil aparat keamanan dalam operasi “tumpas” di Provinsi Hela, Papua Nugini.
Wakil Gubernur Thomas Potape ketika dikonfirmasi terkait pembunuhan terakhir itu mengatakan perang suku menjadi ancaman terbesar bagi Proyek LNG.
Potape yang juga menjadi presiden pemerintahan di tingkat lokal itu menambahkan meskipun lebih dari tujuh kendaraan aparat keamanan ada di tempat, tetapi seorang pemimpin komunitas bisa terbunuh tepat di depan Stasiun Pemerintah Komo Minggu lalu.
Dua minggu lalu bahkan seorang pemimpin komunitas lainnya juga dibunuh di stasiun yang sama.
“Saya mengantongi semua nama tersangka di Komo LLG, dan ancaman terbesar LNG ini adalah perang duku di Komo. Saya disiapkan untuk menangani aparat keamanan untuk pindah ke Komo,” ujarnya.
Potape juga mengatakan dua minggu terakhir ini dirinya ada di Komo dan pembunuhan terjadi selama operasi “tumpas”. Bahkan ketika kendaraan pasukan keamanan dari tujuh hingga Sembilan ada di lokasi, pembunuhan di depan mata itu tetap terjadi.
“Komo memang mencapai rekor menyangkut pembunuhan polisi, tentara dan para anggota anggota konsil. Saya memiliki 24 konsil, satu terbunuh, mereka juga menyasar saya, Gubernur, Menteri Pendidikan Tinggi dan kendaraan polisi. Mereka tidak menghormati Pemerintah dan aturan hukum sama sekali,” kata dia.
Empat lokasi utama telah diidentifikasi dan sejumlah personil keamanaan akan ditempatkan untuk melindungi aset seperti Bandar udara Komo Internasional dan Pabrik Kondensasi bagi PDL 1 dan 7.
“Saya tidak mau pemerintah habiskan uang lebih banyak lagi tanpa hasil. Saya dukung penangkapan para tersangka dan kepala-kepala suku di Komo. Sudah terlalu banyak pembunuhan. Saya malu,” ujarnya.(*)