Penyergapan maut oleh polisi Brazil picu kerumunan saat pandemi

Papua,
Ilustrasi, Pixabay.com
Ilustrasi, Pixabay.com

Saksi mata dan laporan media lokal menyebutkan polisi bersenjata memasuki permukiman kumuh  Complexo di Alemao, dan membunuh sekurangnya 10 orang dalam penyergapan tersebut.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Rio de Janeiro, Jubi – Sebuah penyergapan mematikan oleh tim kepolisian di Rio de Janeiro, Brazil, terhadap gembong narkoba pada Jumat (15/5/2020) memicu kerumunan warga, di tengah lonjakan kasus baru Covid-19 yang mencapai hampir 15 ribu negara itu.

Saksi mata dan laporan media lokal menyebutkan polisi bersenjata memasuki permukiman kumuh  Complexo di Alemao, dan membunuh sekurangnya 10 orang dalam penyergapan tersebut. Pihak kepolisian menyebut bahwa mereka datang di bawah serangan granat dan senjata api, situasi yang seringkali terjadi di wilayah yang dikuasai oleh bandar narkoba.

Baca juga : Tahanan di Brazil menawan sipir karena khawatir Covid-19

Tahanan di Brazil menawan sipir karena khawatir Covid-19

Hadapi corona, warga kawasan kumuh di Brazil sewa dokter sendiri

Sesaat setelah peristiwa penyergapan disertai baku tembak itu, sejumlah warga mengangkut mayat korban tewas ke area gerbang masuk wilayah kumuh tersebut.

Sementara puluhan orang yang kebanyakan tidak mengenakan masker atau perlengkapan pelindung diri lainnya, berkerumun di persimpangan jalan yang sempit.

“Pembatasan sosial? Untuk siapa? Luar biasa bahwa nyawa orang miskin tidak berharga sama sekali, bahkan semasa pandemi!” demikian kritik yang disampaikan Fabio Felix, anggota dewan sayap kiri, melalui cuitan di Twitter.

Seiring dengan terjadinya peristiwa itu, Brazil tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19, dengan catatan sebanyak 14.919 kasus baru terjadi dalam waktu 24 jam, per Sabtu (16/5/2020) kemarin, sehingga totalnya kini mencapai 233.142 kasus atau keempat terparah di dunia.

Adapun angka kematian terkait penyakit yang mewabah itu bertambah 816 dalam catatan waktu yang sama, hingga menjadi 15.633 kasus, menurut Kementerian Kesehatan Brazil. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply