Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pelaksana tugas Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller, Selasa, (17/11/2020) kemarin mengumumkan akan menarik ribuan pasukan AS dari Afganistan dan Irak mulai 15 Januari 2021, atau beberapa hari sebelum Joe Biden dilantik. Sebelumnya sumber Pentagon mengungkapkan rencana itu, Miller sekaligus mengkonfirmasi kabar penarikan 2.500 personel AS di Afganistan dan 2.500 lainnya di Irak. CNN Rabu, (18/11/2020) menulis penarikan pasukan tidak akan mengubah kebijakan atau tujuan AS, tetapi dia tidak memberi rincian tentang rencana tersebut. Tercatat saat ini terdapat sekitar 4.500 tentara AS di Afganistan dan 3.000 tentara di Irak.
Penasihat keamanan nasional Robert O’Brien membahas penarikan pasukan dari jalan masuk Gedung Putih tidak lama setelah pengumuman Pentagon, tetapi seperti Miller, dia tidak menjawab pertanyaan dari wartawan tentang keputusan tersebut.
“Beberapa saat yang lalu, penjabat Menteri Pertahanan Miller mengumumkan pengurangan pasukan besar-besaran di Afganistan dan di Irak. Efektif 15 Januari 2021, pasukan Amerika di kedua negara akan berjumlah 2.500 personel. Pasukan itu akan mempertahankan kedutaan kami dan lembaga pemerintah AS lainnya, melakukan pekerjaan penting di negara-negara itu. Mereka akan memungkinkan sekutu Amerika kami dalam misi penting mereka di negara-negara itu. Mereka akan menjaga diplomat kami dan mereka akan menghalangi musuh kami,” kata O’Brien kepada wartawan.
Baca juga : Israel hendak bangun permukiman ilegal di Palestina sebelum Biden dilantik
Pascaserangan Iran, 50 tentara AS alami gegar otak akut
Belasan tentara AS cedera dalam serangan rudal Iran
Pemimpin Senat AS dari Partai Republik, Mitch McConnell, memperingatkan dampak setiap perubahan besar dalam pertahanan atau kebijakan luar negeri AS dalam beberapa bulan ke depan, termasuk penarikan pasukan yang drastis di Afganistan dan Irak.
“Sangat penting di sini dalam beberapa bulan ke depan untuk tidak melakukan perubahan yang mengguncang dalam hal pertahanan atau kebijakan luar negeri,” kata McConnell, yang menentang penarikan itu.
Tercatat Presiden Donald Trump telah menjanjikan mengakhiri perang 19 tahun di Afganistan sebelum Natal, tetapi sementara banyak sekutu NATO juga ingin meninggalkan negara itu, banyak yang merasa penarikan itu ceroboh mengingat kekerasan militan yang melanda Afganistan.
Trump akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari setelah kalah dalam pemilihan presiden bulan ini dari Demokrat Joe Biden. Kritikus mengecam Trump karena menentukan tanggal secara sepihak untuk menarik pasukan AS, yang dianggapnya semacam terobosan di Afganistan dan membenarkan penarikan besar-besaran. (*)
Editor : Edi Faisol