Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Perayaan Natal tidak terlepas dari tradisi masyarakat untuk saling berkunjung dari satu rumah kerabat ke rumah kerabat lainnya. Tradisi ini juga berlaku pada perayaan lebaran bagi umat Muslim.
Tradisi saling berkunjung ini pastinya dibarengi dengan acara makan dan minum bersama, baik yang berat maupun ringan. Satu hal yang pasti tentu beragam jenis kue dan minuman soda sudah menjadi wajib hukumnya untuk disuguhkan bagi tamu.
Saat perayaan Natal maupun lebaran permintan akan konsumsi kue cukup mengalami kenaikan di kalangan masyarakat di Kota Jayapura. Kedua momen ini pula dilihat para pedagang di Kota Jayapura Jayapura, Papua sebagai peluang bisnis untuk mendatangkan keuntungan dari berjualan kue kering.
BACA JUGA: Untung hingga Rp15 juta dari berjualan lampu hias Natal di Kota Jayapura
Tanto, pedagang kue kering mengakui hal itu. Ia baru seminggu berjualan menjelang Natal bulan ini, sudah 20 pelanggan yang membeli kue keringnya. Ia sudah mengantongi Rp700 ribu.
Tanto mulai berjualan kue kering pada Natal 2020. Ia memanfaatkan momen Natal untuk mendapatkan keuntungan, sebab minat masyarakat Kota Jayapura sangat tinggi membeli kue kering saat Natal.
“Kebanyakan pelanggan dari masyarakat Papua,” katanya kepada Jubi ketika ditemui di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Senin, 13 Desember 2021.
Tahun lalu dari berjualan kue kering Tanto mendapatkan keuntungan bersih Rp5 juta. Ia menjual beragam kue kering, mulai dari nastar keju, kurma, rambutan, kue salju hingga kue keranjang. Harganya rata-rata Rp35 ribu per toples.
Natal kali ini Tanto menyediakan setidaknya 150 karton kue kering. Ia biasa berjualan di Pasar Hamadi, Jayapura.
“Targetnya harus jual sampai habis, kalau tidak habis biasa dimakan atau dibagi-bagi ke keluarga,” ujarnya.
Pedagang kue kering lainnya, Putri mengatakan hal yang sama bahwa berjualan kue kering menjelang Natal sangat menguntungkan. Ia tiap tahun tak hanya berjualan kue kering menjelang Natal, tapi juga menjelang lebaran Idul Fitri.
Pria yang sudah sepuluh tahun bergelut di bisnis kue kering tersebut menyediakan 200 karton kue kering untuk tahun ini. Ia sudah membuat kue kering dari satu bulan lalu. Ia menargetkan menjual habis dan jika terjual habis maka pendapatan yang diperolehnya bisa mencapai Rp84 juta.
“Setiap tahun pasti habis, kita biasa obral juga biar cepat laku,” ujarnya.
Putri menjual beragam jenis kue kering, di antaranya kue kacang kurma, rambutan, oval slei, kembang lima, coklat keju, nastar keju, bulan salju, nastar daun, bunga, bulan sabit coklat mente, dan kacang bawang. Harganya berkisar di Rp35 ribu per toples atau Rp400 ribu per karton. Ia berjualan di Pasar Youtefa Lama.
Basri, pria 48 tahun, juga berjualan kue kering. Ia sudah lima tahun berjualan kue kering di Pasar Youtefa.
“Jualan pas perayaan Natal saja,” ujarnya.
Basri sehari-hari berjualan sembako di Pasar Youtefa. Natal tahun ini ia menyediakan 120 karton kue kering. Semuanya merupakan hasil buat sendiri dengan modal Rp20 juta.
Jenis kue yang dijualnya adalah kembang lima, coklat keju, nastar keju, bulan salju, nastar daun, bunga, bulan sabit coklat mente, dan kacang bawang. Harganya juga sama dengan pedagang lain, Rp35 ribu per toples. Dari hasil penjualan tersebut Basri bisa mengantongi pendapatan bersih hingga Rp20 juta.
“Banyak yang membeli, menjelang Natal sampai tahun baru pelanggan ramai sekali,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi