Pengusaha Singapura ini hendak cabut investasi dari Myanmar, protes kudeta militer

Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Seorang terkemuka Singapura, Lim Kaling, hendak mencabut investasinya di sebuah perusahaan tembakau yang terkait dengan militer Myanmar. Rencana pengusha itu dilakukan sepakan setelah militer Myanmar mengkudeta pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Read More

Reuters, (9/2/2021) mengutip pernyataan Lim Kaling, merupakan salah satu pendiri dan direktur grup game Razer yang terdaftar di Hong Kong, ia sebagai  pemegang saham minoritas di Virginia Tobacco Company melalui RMH Singapore Pte Ltd, yang memiliki 49 persen dari perusahaan Myanmar.

Virginia Tobacco lainnya dimiliki oleh Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL), salah satu dari dua konglomerat yang dijalankan oleh militer Myanmar, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2019.

“Peristiwa baru-baru ini di sana (di Myanmar) membuat saya sangat prihatin,” kata Lim dalam pernyataan yang dikirim melalui email, yang mengikuti petisi online yang meminta dia untuk menghentikan keterlibatan di Myanmar.

Baca juga : Kudeta militer Myanmar, puluhan menteri Suu Kyi dipecat 

Kudeta militer Myanmar, puluhan menteri Suu Kyi dipecat 

Kudeta militer di Myanmar, komite nobel serukan pembebasan Suu Kyi

Lim mengatakan akan melepas sepertiga sahamnya di RMH, satu-satunya investasi Myanmar yang tersisa, tetapi tidak memberikan kerangka waktu.

Tercatat perusahaan asing dengan investasi di Myanmar telah mempertimbangkan angkat kaki sejak kudeta 1 Februari. Raksasa minuman Jepang Kirin Holdings pekan lalu membatalkan kesepakatan joint venture birnya dengan perusahaan Myanmar yang terkait MEHL.

Sejumlah anak perusahaan MEHL menjangkau berbagai industri mulai dari pertambangan ruby dan giok hingga pariwisata dan perbankan, dan konglomerat tersebut dimiliki dan dipengaruhi oleh para pemimpin militer Myanmar senior termasuk panglima tertinggi Min Aung Hlaing, menurut laporan PBB.

Sedangkan Singapura telah menjadi sumber investasi asing terbesar ke Myanmar dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan kedua pemerintah.

Pengumuman Lim datang setelah petisi online yang dimulai oleh kelompok aktivis Justice for Myanmar mendesak Razer untuk mencopot Lim dari dewannya jika dia tidak mengakhiri hubungan bisnisnya dengan militer Myanmar. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply