Pengungsi menderita berbagai penyakit pasca bencana

Perawat Rahel, petugas kesehatan yang bertugas di posko pengungsian SKB Kemiri - Jubi /Agus Pabika
Perawat Rahel, petugas kesehatan yang bertugas di posko pengungsian SKB Kemiri – Jubi /Agus Pabika.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pasca banjir bandang Sentani pada 16 Maret 2019 lalu, banyak penyakit yang menyerang para pengungsi baik anak-anak hingga dewasa di beberapa posko yang ada di Sentani diantaranya di posko SKB Kemiri.

Read More

Rahel Kalesina petugas kesehatan yang melayani pengungsi di posko SKB Kemiri mengatakan, penyakit pasca bencana yang dialami pengungsi diantaranya diare, batuk hingga myalgia.

“Awal bencana itu diare, setelah masuk ke pasca bencana mulai Ispa hingga myalgia sampai sekarang di masa transisi Ispa dan myalgia masih meningkat,” katanya, Selasa (9/4/2019).

Rahel menjelaskan gejala Myalgia sendiri seperti badan nyeri, yang diakibatkan kecapekan dan kurang istirahat. Memang gejalanya mirip dengan malaria, namun setelah dicek, bukan penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut, melainkan hanya gejalanya yang serupa.

“Penyakit ini menyerang mulai dari anak-anak hingga dewasa. Paling banyak anak-anak yang terserang penyakit diikuti oleh orang dewasa. Dan yang tidak bisa kami tangani di sini seperti luka berat yang dirujuk ke RS dan lebih banyak yang kami layani terhadap pasien program sebelumnya seperti paru-paru dan kusta tindak lanjut dari rumah sakit,” katanya.

Dari masa pasca bencana hingga masa transisi, petugas kesehatan masih tetap siap sedia di posko SKB Kemiri 24 jam. Dan untuk persediaan obat sendiri masih aman dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.

Sementara itu koordinator posko Kemiri SKB Selina Monim mengatakan dari jumlah rekapitulasi data korban banjir bandang Kemiri yang tinggal di SKB hingga hari ini berjumlah 246 orang.

“Dari jumlah pengungsi ini beberapa dari mereka terserang penyakit seperti batuk, diare dan malaria,” katanya.

Ia berharap selama masih ada pengungsi di tempat posko pengungsian petugas kesehatan harus siaga untuk melayani keluhan pengungsi. (*)

 

Editor       : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply