Pengungsi bertahan di Jayawijaya 7.278 orang

aption 1: Pengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya Caption 2: Masyarakat yang mengantri untuk diterbangkan dengan pesawat herkules di Apron I Bandara Wamena-Jubi/Islami Caption 3: Logistik yang berada di posko induk bantuan di gedung Ukumearek Asso Wamena-Jubi/Islami
Logistik yang berada di posko induk bantuan di gedung Ukumearek Asso Wamena-Jubi/Islami

Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mendata jumlah pengungsi di sejumlah titik di kota dan luar kota Wamena,sebanyak 7.278 orang.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, jumlah terbesar pengungsi terdapat di markas Kodim 1702/Jayawijaya dan Polres setempat. Ada pula di gereja-gereja, masjid dan mushola.

Read More

” Kami sudah distribusikan bantuan logistik. Termasuk kepada masyarakat asli Papua yang mengungsi ke kampung-kampung kami juga mendata itu semua, untuk membantu kebutuhan logistik,” kata Banua kepada wartawan di posko induk bantuan logistik di gedung Ukumearek Asso Wamena, Senin (30/9/2019).

Ia menyebutkan, masyarakat asli yang memilih mengungsi ke kampung-kampung, disebabkan karena saat kejadian tidak ada tempat usaha yang buka, sehingga pemerintah daerah menyalurkan logistik kepada masyarakat yang mengungsi ke distrik maupun kampung-kampung itu.

Kata Banua, ada juga pribumi yang pulang ke kampung karena sempat percaya dengan adanya informasi bohong (hoaks) yang menyebut pesawat Hercules masuk ke Wamena untuk mengantar pasukan yang akan menyisir semua masyarakat di wilayah Jayawijaya.

“Saya tekankan hal itu tidak benar. Tugas TNI Polri di Jayawijaya untuk mengamankan seluruh masyarakat yang ada di Jayawijaya, baik itu OAP maupun non OAP. Ini tanggungjawab kami untuk bisa menyampaikan kepada seluruh masyarakat yang ada, supaya jangan termakan isu-isu yang tidak benar,” kata Banua.

Bahkan katanya, saat kejadian masyarakat yang berada di distrik dan kampung-kampung sebenarnya tidak tahu sama sekali tentang situasi yang terjadi di kota, mereka lebih memilih bekerja di kebun-kebun.

Ia juga memastikan, pemenuhan kebutuhan khususnya anak-anak di pengungsian seperti susu dan lain sebagainya sudah dijalankan dengan baik di Polres maupun Kodim, bahkan tim medis juga sudah dijalankan untuk memastikan masyarakat di pengungsian sehat.

“Di pengungsian ada yang sakit saya sudah perintahkan tim medis untuk datang ke tempat-tempat pengungsi, ada data bantuan tenaga medis juga dari TNI dan Polri untuk membantu obat maupun tenaga, bukan hanya itu dokter-dokter kita juga melakukan trauma healing khususnya kepada anak-anak,” katanya.

Tujuh hari pasca kejadian, pemerintah daerah mendata ada 1.261 orang yang memilih pergi dari Wamena menuju Jayapura maupun daerah lain di Papua. Ada juga yang memilih pulang ke kampung halaman mereka masing-masing.

“Data 3000 orang eksodus itu salah, yang baru keluar 1.261 jiwa terakhir kemarin data yang kami punya, yang kita utamakan kebanyakan pasien atau yang jenazah dan keluarga duka, ibu-ibu dan anak-anak yang memang butuh kita evakuasi itu yang kita utamakan, tetapi kalau lelaki yang ada kita sama-sama di sini, selama kami masih ada di sini, kami masih bisa menjaminkan keamanan,” kata Banua.

Sementara itu Komandan Detasemen TNI AU di Wamena, Mayor Penerbang Arief Sujatmiko menyebutkan sejak hari kedua usai kejadian masyarakat yang memilih keluar dari Wamena hingga Minggu (29/9/2019) terdata sudah mengangkut 2.990 eksodus dari Wamena.

Minggu malam hingga pukul 21.30 WP terdata di kami ada 15.785 jiwa pendaftar dengan tujuan Jayapura, 409 orang tujuan Merauke, 713 orang ke Biak dan 190 orang tujuan Timika sehingga total 17.097 orang pengungsi yang ingin keluar dari Wamena, “kata Arief.

Namun begitu, dari data di atas tidak seluruhnya masyarakat ini berasal dari Wamena, ada beberapa dari Yalimo dan juga Tolikara.

“Kita menyesuaikan dari armada yang masuk ke Wamena, terhitung tiga hari ini sudah ada dua armada yang disiapkan dan disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas pesawat serta kondisi cuaca yang ada. Prioritas yang diangkut Hercules dan pesawat milik Polri ialah yang pertama korban atau pasien yang harus mendapatkan penanganan cepat, orang tua, wanita, anak-anak dan keluarga korban jenazah yang sudah dievakuasi, “katanya.

Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto juga membenarkan data pengungsi di Jayawijaya mencapai 7.278 orang

“Data 7.278 ini data terakhir dan masih akan terus dilakukan pendataan,” katanya. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply