Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Nabire, Jubi – Rata-rata penghasilan tukang ojek di Kota Nabire mencapai Rp100 ribu setiap harinya.
Wendi, seorang tukang ojek yang sudah mengojek sejak tahun 2000 menuturkan, dahulu jumlah tukang ojek tidak begitu banyak. Penghasilan mereka cukup untuk menghidupi keluarganya.
“Sekarang susah sekarang sebab ojek sudah banyak. Ongkos naik tapi pendapatan kami menurun,” tutur Wendi saat ditemui Jubi di Nabire, Sabtu Kamis (4/3/2017).
Wendi memperkirakan jumlah tukang ojek di seluruh Kota Nabire mencapai lima ribu orang lebih. Ada tiga komunitas ojek di Nabire, yakni ojek dengan helm kuning, helm biru dan helm putih.
“Dari nomor helmnya kita bisa tahu berapa jumlahnya. Rata – rata ketiga helm ini angkanya sudah di atas 2000,” katanya.
Kata Wendi, dulu ongkos ojek dari Oyehe ke Karang hanya Rp3.000, sekarang ongkosnya naik Rp5.000.
“Satu hari kita bisa dapat duaratus ribu rupiah, dipotong makan, rokok dan bensin. Pendapatan bersih bias mencapai seratus ribu rupiah,” katanya.
Wendi bekerja sejak pukul 06.00. Istirahat pukul 12.00 sampai 14.00. Ngojek lagihingga pukul 20.00 atau 21.00.
Seorang rekannya, Samsul menambahkan dengan penghasilan Rp100.000, ia dapat menghidupi keluarganya.
“Tapi kalau tidak kerja sehari saja bahaya, karena biaya hidup di Nabire mahal. Sehingga kami harus bekerja tiap hari,” katanya.
Samsul masih dapat bersyukur, sebab ia memimiliki motor sendiri. Ia pun bekerja sebagai tukang batu. “Jika lagi tidak ada proyek, baru saya mengojek,” katanya. (*)