Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pengelolaan hutan di wilayah Bumi Cenderawasih harus membawa berkat bagi masyarakat asli Papua atau OAP. Hingga kini, masyarakat yang mendiami wilayah hutan adat belum benar-benar merasakan manfaat dari kekayaan hutan Papua.
Asisten Bidang Pemerintahan Papua Doren Wakerkwa, mengatakan Papua memiliki hutan kayu yang sangat luas dan besar, tetapi tidak ada satupun OAP yang menjadi pengusaha sawmill. “Saya sudah cek ini, dan ketika saya membeli kayu dari teman, saya tanyakan apakah ada orang asli Papua punya somel, katanya tidak ada,” kata Wakerkwa di Jayapura, Rabu (30/10/2019).
Ia meminta Dinas Kehutanan provinsi, kota dan kabupaten di Papua untuk bisa mengorbitkan anak-anak asli Papua untuk menjadi pengusaha kayu yang terlindungi aturan hukum yang kuat.”Coba programkan keinginan ini. Silahkan berikan masyarakat mesin pemotong kayu, berdayakan masyarakat agar hutan kayu dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Papua,” ujarnya.
Sebelumnya, Andreas Simoberef, anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Tetom Jaya, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi mengatakan pendapatan dari usaha industri mebel lebih tinggi dari pada menjual kayu. Menjual kayu hanya akan memberikan keuntungan yang memadai jika volume penjualan besar.
Akan tetapi, mengambil kayu dalam jumlah yang banyak berpotensi merusak hutan. “Penghijauan membutuhkan puluhan tahun,” kata Andreas.
Dirinya mengaku, sejak dirinya membuka usaha ini peminat lebih tinggi, sehingga terkadang tidak mampu melayani semua pesanan dalam sebulan. “Ini menjadi tanda bahwa kayu tidak harus jual, tetapi pengelolaan kayu dilakukan oleh masyarakat adat dan hasil lebih tinggi,” ujarnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G