Pengelolaan cagar alam Tanjung Wiay harus terpadu

Jubi | Tetap No. 1 di Tanah Papua

Nabire, Jubi  – Pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi sumber daya  alam  (SDA) dan cagar alam di Kabupaten Nabire, tidak cukup hanya dengan memetakan potensi dan menawarkan obyek daya tarik alam. Dibutuhkan sinkronisasi kebijakan dan program dari semua pihak secara nyata di lapangan. 

Hal tersebut dikatakan Bupati Isaias Douw dalam sambutan yang dibacakan Asisten II Bidang Pembangunan Thayib Syaifudin, mewakili Bupati saat membuka  konsultasi publik penataan blok cagar alam Tanjung Wiay Kabupaten Nabire, Selasa, (6/6/2017) di Nabire.

Menurut Asisten II, tata kelola kawasan  konservasi cagar alam  di Kabupaten Nabire erat kaitannya dengan visi dan misi Bupati Nabire yaitu membuka isolasi daerah demi terwujudnya masyarakat Nabire berwawasan keberagaman, berkeadilan, sejahtera dan mandiri  secara  berkelanjutan.

Thayib berharap konsultasi tersebut dapat membuka ruang informasi dan diskusi diantara berbagai pemangku kepentingan, “agar pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi dan cagar alam menjadi  lebih baik lagi dimasa mendatang,” ujarnya.

Potensi SDA di Kabupaten Nabire menurut dia cukup banyak dan beragam sehingga harus dikelola dan dikembangkan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.

“Saya berharap konsultasi ini dapat mewujudkan suatu komitmen dan kesepahaman khususnya pihak-pihak terkait untuk mempertahankan fungsi dan keberadaan kawasan cagar alam,” kata Thayib.

Di tempat yang sama Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II Nabire Irawan Effendi mengatakan penataan blok cagar alam Tanjung Wiay dibutuhkan karena kawasan tersebut memiliki fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya serta penyangga kehidupan.

Untuk itu KSDA Papua pada tahun ini menyusun beberapa program yang didalamnya mencakup penataan blok pengelolaan cagar alam Tangjung Wiay.

Rencana pengelolaan ini akan didusun dengan melibatkan berbagai pihak antara lain unsure Forkompimda Nabire, pimpinan OPD terkait, Lembaga Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan perwakilan masyarakat sekitar kawasan cagar alam Tanjung Wiay.

Tujuannya untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak terkait rencana pengelolaan agar esuai peruntukannya. (*)

Related posts

Leave a Reply