Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jayapura, Jubi – Rahman, laki-laki 45 tahun, berprofesi sebagai pendorong gerobak di Pasar Baru Youtefa. Ia menjual jasanya kepada pedagang dan pembeli, seperti mengantar barang dagangan dan mengangkut barang yang dibeli. Sehari ia mengantongi upah Rp80 ribu hingga Rp200 ribu.
"Saya baru menjalani profesi ini lima bulan, awalnya berat tapi lama-lama terbiasa," tutur Rahman sambil menunggu pembeli, Kamis (8/9/2016).
Sedikit-banyak pendapatannya per hari tergantung lamanya ia bekerja dan jumlah orang yang menggunakan jasanya. Jika serius dari pagi hingga sore bisa dapat Rp200 ribu, bahkan terkadang lebih.
Pendapatan lebih jika membawa barang dari hasil kebun yang datang dari Koya, Arso, dan Keerom.
"Biasanya petatas, pisang, sayur-sayuran, mangga dan pinang dalam jumlah banyak, mengantar dari terminal ke los jualan dengan harga angkut beda-beda tergantung beratnya barang, tapi biasanya Rp10 ribu hingga Rp30 ribu, sedangkan sewa lain Rp30 hingga Rp50 ribu," katanya.
Rahman memiliki istri dengan dua anak masih kecil yang ditinggalnya di Buton. Ia datang sendirian mencari pekerjaan, namun ia mengaku tidak memiliki keahlian selain bekerja sebagai pendorong gerobak.
"Saya tidak bersekolah, uangnya biasa saya kirimkan ke keluarga dan anak-anak saya di Buton, syukur itupun kalau penghasilan saya lebih, sebab pendorong gerobok di sini cukup banyak yang kebanyakan berasal dari Buton juga,” ujarnya.
Selain Rahman ada juga Iqsan. Pemuda Bugis 21 tahun ini selalu menunggu barang-barang yang dibawah dari Arso dan Keerom mengunakan taksi di terminal. Ia mengaku mudah mendapatkan pelanggan.
"Dalam sehari bisa mendapatkan Rp70 ribu sampai Rp250 ribu, tergantung banyaknya pelanggan, uang saya gunakan untuk lebutuhan sehari-hari, seperti makan minum,” katanya saat menunggu pelanggan di Terminal Pasar Youtefa. (*)
Reporter: Agus Pabika
Editor: Syofiardi