Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Honiara, Jubi – Pendafaran untuk Pemilu 2018 di Kepulauan Solomon akan dibuka awal Juni tahun ini.
Hal itu dibenarkan Menteri Urusan Dalam Negeri dan wakil Perdana Menteri Solomon, Manasseh Maelanga di parlemen, Senin lalu.
Menurut Maelanga saat ini memang tidak ada alokasi anggaran nasional tahun 2017 untuk perhelatan ini, namun anggaran akan menggunakan alokasi tambahan khusus untuk pendaftaran pemilu.
Dia mengatakan isu mengenai keengganan memilih (abstensi) saat ini sedang dalam proses konsultasi.
Malenga menjelaskan saat ini para penjabat badan pemilu sedang mengunjungi semua provinsi terkait hal ini, sebelum mempertimbangkan semua situasi itu dalam rencana reformasi mereka untuk pemilu berikutnya.
Pemilihan Umum Nasional tahun 2018 kemungkinan besar akan diselenggarakan akhir tahun depan. Pemilu terakhir dilakukan 19 November 2014 lalu.
Sebanyak hampir 300,000 orang, sebagian besar diantaranya adalah pemilih pemula, mendapat hak member suara mereka ke kotak suara untuk 400 kandidat yang bertarung saat itu untuk 50 kursi.
Pemilu terakhit dilihat sebagai uji coba bagi stabilitas negeri itu setelah Misi Asistensi Regional untuk Kepulauan Solomon (RAMSI) menghabiskan 10 tahun dan US$333 juta dalam mengembalikan UU dan aturan ketertiban akibat kekerasan etnis.
Pmeilu 2014 diamati oleh para pengawasan Persemakmuran, termasuk senator Australia Linda Reynolds dan anggota dewan Bert van Manen dan Sharon Claydon.
RAMSI juga mendatangkan hampir 100 kontingen pejabat dari Australia, Selandia Baru, Kepulauan Cook, Vanuatu, Papua Nugini, Tonga dan Tuvalu.
Pemilu mendatang ini akan menjadi pemilu pertama setelah RAMSI meninggalkan Kepulauan Solomon pada Juni mendatang.(*)