Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Bamenda, Jubi – Para penculik melepaskan sejumlah anak sekolah dan pengemudi di Kamerun Barat, Rabu (7/11/2018) pagi. Meski melepaskan anak-anak yang sebelumnya disandera, para penculik masih menahan kepala sekolah dan seorang guru.
Sejumlah pria bersenjata menculik anak-anak sekolah pada Senin (5/11/2018) di kota Bamenda-pusat komersial kawasan yang berbahasa Inggris di Kamerun.
“Penculik membebaskan mereka sekitar 18 kilometer dari kota Bafut,” kata seorang tentara.
Insiden penculikan dengan korban mencapai 80 anak yang diculik itu belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis separatis yang berlangsung lama di negara itu serta ketiadaan informasi resmi, menimbulkan kebingungan terkait penculikan serta tempat penyekapan mereka.
“Saya tahu tentang penculikan di Facebook. Saya berdoa semoga puteri saya tidak ada di antara mereka (korban penculikan),” kata Philo Happi, seorang ibu yang puterinya berusia 15 tahun.
Philo menemukan anaknya diculik dan membuat ia menangis.
“Saya takut. (Sekarang) anak-anak sudah ditemukan. Saya senang,” katanya.
Samuel Fonki, seorang tokoh gereja di Kamerun yang berunding untuk membebaskan 78 anak-ank, mengatakan tak ada uang tebusan yang diminta tapi tak memberi rincian mengenai situasi yang mengarah ke pembebasan mereka.
“Kepala sekolah dan seorang guru masih bersama para penculik. Mari kita doakan,” ujar dia.
Anak-anak yang dibebaskan tak menderita luka-luka walaupun pakaian mereka kotor dan mereka tampak kelelahan.
Alain, seorang korban penculikan berusia 17 tahun, melukiskan bagaimana sejumlah orang telah menculik mereka dari sekolah sejak Senin pagi. Penculik memaksa merek alri dan menutup wajah-wajah mereka.
“Mereka tidak diperlakukan kasar dan menerima makanan,” kata Alain. (*)