Pemuda Tunisia mengadu domba saat pengangguran dan pandemi

Ilustrasi peternakan domba

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Para pemuda di Tunisa melakukan kegiatan mengadu domba sebagai pelarian saat menganggur dan tekanan akibat pembatasan pandemi Covid-19. Mereka memainkan domba-domba jantan menanduk dengan suara benturan diriingi sorak-sorai penonton di tanah kosong berdebu dekat Kota Tua Tunis.

Read More

Tercatat domba jantan dibesarkan oleh dua kelompok pria di distrik Bab Souika. Mereka mengatakan adu domba menghubungkan lingkungan dan sejarah daerah serta dan pelarian dari pengangguran, termasuk impian mereka ingin pindah ke Eropa dan pembatasan Covid-19.

Baca juga : Keluarga ini putuskan berlayar keliling dunia, kabur dari pandemi Covid-19 

Nol kasus Covid-19, negara bagian ini tak masuk daftar zona hijau di Inggris 

Cerita Dubes RI soal klaim Korea Utara yang bebas Covid-19

Di ruang bawah tanah berkubah di gang berbatu tempat mereka menyimpan domba jantan mereka, satu kelompok mengatakan beberapa dari mereka memiliki pekerjaan dan revolusi Musim Semi Arab 2011 yang membawa demokrasi ke Tunisia tidak mengubah hidup mereka.

“Ini adalah sesuatu yang membuat kita lepas dari perhatian kita,” kata Mourad, pemilik domba jantan yang ia pelihara bersama puluhan temannya.

Mourad, yang memiliki sebuah kafe kecil menolak memberikan nama keluarganya. Dia telah tinggal di Bab Souika sepanjang hidupnya. “Tidak ada yang berubah di lingkungan ini setelah revolusi. Harga naik dan tidak ada yang berubah,” kata Mourad, dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2021).

Menurut Mourad beberapa pemuda dari lingkungan itu telah melakukan perjalanan berbahaya dengan kapal penyelundup ke Pulau Lampedusa Italia untuk mencari penghidupan lebih baik.

Ia dan teman-temannya membeli domba jantan itu awal tahun ini dan memberinya makan untuk membuatnya kuat sebelum memutuskan dia siap bertarung.

Domba jantan saingan berada di dekatnya di sepanjang gang-gang sempit berbatu yang dilapisi dengan rumah-rumah putih tinggi dengan daun jendela biru dan jemuran berkibar di balkon.

Mourad mengatakan dia dan pemilik domba jantan lainnya, Hussein al-Din Meslati, sudah saling kenal sejak kecil.

Adu domba juga populer di Afrika Utara, sedangkan di Tunisia adu domba jantan dibatasi dan harus mendapat izin polisi. Selain itu kelompok hak asasi hewan mengkritik adu domba sebagai tindakan kejam. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply