“Mahasiswa kekurangan pasokan makanan dengan gizi seimbang karena semua toko tutup. Kalaupun ada yang buka harus berebut dengan penduduk lokal yang juga berburu sayur,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Pekanbaru, Jubi – Pemerintah Provinsi Riau mentransfer dana untuk membantu keuangan enam warga asal provinsi tersebut yang kini masih berada di Wuhan, China. Bantuan diberikan dengan pertimbangan kemanusiaan.
“Pemprov Riau bantu warganya di Wuhan karena kemanusiaan, karena kondisi di Wuhan memprihatinkan dan merupakan daerah yang mempunyai kasus yang berisiko tinggi di Tiongkok, regional dan global,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, Kamis, (30/1/2020).
Baca juga : RS Sele be Solu tetapkan YP tidak terindikasi virus corona
Rumah sakit Hasan Sadikin sedang tangani pasien diduga terinfeksi corona
Seorang turis Raja Ampat asal Hong Kong diduga terinfeksi corona
Menurut Nazir, Gubernur Riau Syamsuar memerintahkan jajarannya untuk segera menghubungi warga asal Riau di Wuhan setelah muncul pemberitaan di media massa ada enam mahasiswa Riau yang tertahan di daerah tersebut.
“Setelah menerima informasi dari mahasiswa Riau di Wuhan, dan mempertimbangkan bantuan yang bisa diberikan dengan segera, Pemprov Riau memberikan bantuan sebesar Rp10 juta per orang,” kata Nazir menambahkan.
Bantuan sebesar itu diharapkan dapat mengurangi beban mahasiswa Riau di Wuhan. Sedangkan bantuan dikirim setelah bisa menghubungi salah seorang mahasiswa bernama Langen alias Aleph asal Riau.
Tercatat warga Riau yang masih bertahan di Kota Wuhan antara lain bernama Rio Alfi, Riza Delviani, Raffifatu Rayya, Rabbani yang masih di bawah umur, Langen Nidhana Meisyalla (Aleph), Rizo Budi Prastowo, dan Philip Hartono.
Berdasarkan komunikasi dengan Aleph, diketahui bahwa enam warga Riau di Wuhan sejauh ini dalam kondisi sehat. Meski begitu, ia mengatakan mahasiswa Indonesia termasuk asal Riau, sangat membutuhkan bantuan dan dukungan moral.
“Mahasiswa kekurangan pasokan makanan dengan gizi seimbang karena semua toko tutup. Kalaupun ada yang buka harus berebut dengan penduduk lokal yang juga berburu sayur,” kata
Nizar menjelaskan. (*)
Editor : Edi Faisol