Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua hingga kini masih mempersiapkan sejumlah langkah teknis sebelum menerapkan lockdown atau pembatasan angkutan penumpang menuju Papua. Hal itu dinyatakan Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Papua, Willem Manderi di Kota Jayapura, Senin (19/7/2021).
Manderi mengaku penerapan lockdown atau pembatasan angkutan penumpang menuju Papua tidak bisa serta merta atau dilakukan begitu saja. Menurutnya, penerapan lockdown membutuhkan kesiapan anggaran dan sejumlah hal teknis lainnya.
Manderi menjelaskan kebijakan lockdown akan diberlakukan karena kasus baru positif COVID-19 di Papua terus bertambah, dan sebagian kasus baru itu ditemukan di antara penumpang yang datang di pelabuhan laut atau bandara. “Kami akan menganalisa lebih dulu. Tapi kalau lihat angka kasus saat ini naik terus, mau tidak mau kita harus siap jika kebijakan lockdown diterapkan,” kata Manderi.
Baca juga: Pemprov Papua pertimbangkan opsi lockdown lagi
Ia mengimbau seluruh masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat menjalani aktivitas sehari-hari. “Seluruh masyarakat wajib jalankan prokes. Itu yang penting, agar angka kasus bisa turun,” katanya tegas.
Ia mengakui saat ini tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Jayapura sudah melebihi kapasitas. “BOR [Bed Occupancy Rate] sudah sangat tinggi. Makanya, saya sudah bertemu pihak Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Jayapura, agar [mereka] memfungsikan ruangan lain guna menampung pasien [COVID-19 dengan kondisi] sedang dan berat,” ujarnya.
Keterangan pers tertulis Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Papua, Silwanus Sumule menyatakan jumlah kasus baru COVID-19 pada Sabtu (17/7/2021) mencapai 345 orang. Kasus baru itu ditemukan di Kabupaten Mimika (72 orang), Boven Digoel (35 orang), Supiori (28 orang), Nabire (26 orang), Biak Numfor (23 orang), Kepulauan Yapen (20 orang), Jayawijaya (16 orang), Asmat (15 orang), Mappi (15 orang), Merauke (12 orang), Kabupaten Jayapura (12 orang), Paniai (7 orang), dan Kota Jayapura (64 orang). (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G