Jayapura, Jubi – Beberapa hari terakhir ini di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Papua dan sejumlah apotik terjadi kehabisan stok obat malaria, sehingga menjadi pasien yang berobat dianggap berbahaya.
Seperti yang dialami seorang pasien di RSUD Abepura, Benyamin (27) yang diminta membeli obat malaria di luar karena obat malaria tidak tersedia di RSUD tersebut.
“Seperti yang kami alami di RSUD Abepura dan beberapa apotik di kota Jayapura mengalami kehabisan stok obat malaria. Seperti artesunate injeksi, paracetamol dan lain-lain. Maka, kami disuruh beli di luar di apotik. Tapi saya cari juga tidak ada,” kata Benyamin kepada Jubi di halaman RSUD Abepura, Selasa (12/7/2016).
Menurutnya kekosongan itu akan sangat membahayakan pasien, karena dapat mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu, Benyamin berharap Pemprov Papua melalui instansi terkait bisa mengantisipasi persoalan ini. “Kita harus tahu, di Papua ini endemik malaria. Jika satu atau dua hari saja tidak ada obat, bagimana nasib pasien nanti. Apalagi kalau pasien butuh obat segera pasti akan beresiko,” ujarnya.
Ia meminta agar stok obat-obatan untuk jenis penyakit endemik harus diatur agar selalu tersedia di setiap rumah sakit serta semua apotik.
“Sudah dua hari ini kami mengalami kewalahan cari obat malaria. Bahkan ada apotik yang masih kasih obat yang sudah resisten seperti sulfadoksin. Karena di beberapa apotik Jayapura masih jual,” terangnya.
Petugas apotik RSUD Abepura, Nirma mengaku, obat-obatan tersebut kini telah tersedia dan warga tak perlu lagi khawatir dengan membeli di luar dari apotik RSUD Abepura. “Obat malaria sekarang sudah ada,” katanya singkat. (*)