Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten Yalimo beserta Polres setempat dinilai tidak serius mencegah penyebaran virus corona masuk ke wilayah Pegunungan Tengah Papua.
Menurut warga Yalimo, Yanes Alitnoe, hingga Jumat (10/4/2020) malam, ia mendapati tujuh mobil melintasi jalur Trans Papua Jayapura-Wamena, serta memindahkan barang dan orang dari Kali Yahuli akibat jembatan terputus.
“Apa yang disampaikan pemerintah daerah Yalimo bahwa jalan dari Jayapura ke Yalimo sudah ditutup itu pembohongan publik, buktinya saya melihat sendiri ada tujuh mobil jenis Strada Triton tiba di Elelim dari Jayapura,” kata Alitnoe saat menghubungi Jubi, Sabtu (11/4/2020).
Seharusnya menurut dia, jika ingin membatasi masuknya virus corona masuk ke wilayah Lapago hanya ada dua pintu yakni jalur udara melalui Wamena dan jalur darat melewati Yalimo.
Bahkan akibat masih adanya arus kendaraan dari Jayapura melalui Yalimo ke Wamena, masyarakat Jayawijaya melakukan pemalangan jalan di wilayah Distrik Wadangku, agar kendaraan dari Jayapura tersebut tidak lolos.
“Makanya kami harap pemda Yalimo harus kerja serius, perlu sinergi antarkabupaten untuk cegah masuknya corona ini, jangan dibiarkan keluar masuk orang dan barang di Yalimo, karena masyarakat yang akan terancam,” katanya.
Sementara itu, Bupati Yalimo, Lakius Peyon, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat mengaku jika tim gabungan dari pemerintah daerah, TNI dan Polri, sudah sejak Sabtu diturunkan untuk mencegah masuknya barang dan orang khususnya melewati Kali Yahuli.
“Saya sudah perintahkan tutup akses darat 100 persen, artinya tidak boleh lagi ada kegiatan keluar masuk barang apalagi orang dari Jayapura,” katanya.
Ia menambahkan akan ada pemalangan di lima titik setiap lima kilometer dari arah Wara ke Elelim (ibu kota Yalimo), dan untuk kebutuhan logistik dipusatkan satu pintu yaitu melalui penerbangan kargo dari Wamena.
“Kalau sudah ditutup total tidak mungkin ada kendaraan yang masuk, kalau sudah terlanjur masuk ke Benawa diperintahkan untuk kembali ke Jayapura, apa pun risikonya tidak akan dibuka sampai pandemi corona ini berakhir,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo