Papua No. 1 News Portal | Jubi
Timika, Jubi – Generasi Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) lulusan perguruan tinggi maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah sangat banyak. Bupati Pegubin, Spey Yan Bidana berkomitmen untuk memberdayakan orang asli Pegubin, terutama melalui sektor pendidikan dan birokrasi pemerintahan.
“Kehadiran Universitas Okmin di Oksibil sejak 17 Agustus 2021 lalu adalah salah satu upaya kami membuka paradigma baru dalam pendidikan, ekonomi dan sosial budaya di Papua terutama di Pegunungan Bintang,” kata Bupati Pegubin, Spey Yan Bidana, Sabtu, (13/11/2021).
Menurut Spey Bidana, selama 20 tahun berjalannya Otonomi Khusus (Otsus), kebijakan pendidikan di Papua dengan mengirim anak-anak Papua untuk studi atau kuliah di luar Papua, khususnya di Jawa dan Sulawesi harus diubah. Sebab hal itu berdampak pada aspek anggaran atau ekonomi daerah maupun sosial budaya bagi anak-anak.
“Saya hitung, mahasiswa kita dari Pegunungan Bintang yang kuliah di Jawa saja makan anggaran sampai Rp 15 miliar setiap tahun. Yang untung ya mereka yang di Jakarta, Yogya, Semarang dan lain-lain yang jadi kota studi. Ini harus kita ubah agar uang kita tetap berputar di Papua dan dari luar Papua,” ujar Bidana.
Aspek lain ialah dengan menghadirkan fasilitas dan sistem pendidikan berbasis budaya dan kearifan lokal di Papua, anak-anak Papua yang studi bisa tetap berakar dalam tradisi luhur budayanya. Oleh karena itu, sejak awal tahun, Pemda Pegunungan Bintang telah bekerjasama dengan Yayasan Alirena di Bogor yang dikelola Mr. Eng Go, MBA.
“Dengan hadirnya Universitas Okmin dan sekolah unggulan bekerjasama dengan Yayasan Alirena, kami ingin memberdayakan SDM lokal di Pegunungan Bintang. Kami catat, kita punya anak-anak ada kurang lebih 3.000-an output perguruan tinggi. Kami hadirkan Universitas Okmin itu juga agar mereka jadi dosen dan guru di sana. Kami akan menyurati kepada tiap kabupaten di Papua, minimal tiap tahun kirim 10 orang untuk kuliah di Okmin,” tegasnya.
Sementara itu, di lingkup Aparatur Sipil Negara (ASN), Spey juga menilai Pegunungan Bintang alami tengah surplus SDM. Saat ini, 95 persen pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah orang asli Papua negeri Okmin. Karena kelebihan, ia bahkan membentuk tujuh (7) OPD baru untuk mengakomodir dan memberi kesempatan kepada putra-putri daerah setempat berkarir sebagai birokrat.
Mantan Kepala Bappeda Pegubin ini mengakui, semua yang duduk di kabinetnya masih perlu ditempa dan harus banyak belajar. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka, Pemda Pegubin sudah menganggarkan di APBD Perubahan 2021 dengan mengagendakan kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola Keuangan dan Perencanaan Program pada awal Desember 2021 nanti.
“SDM Pegunungan Bintang dalam lima tahun lalu itu kocar kacir. Setelah saya masuk, saya buat perubahan, angkat 95 persen itu orang asli Papua. Ini dalam rangka pemberdayaan, jadi dengan hadirnya Sekda Aloysius yang sudah punya track record bagus di di bidang pemerintahan, bisa menjadi energi baru agar tercipta budaya dan pola kerja baru,” tuturnya.
Kasubid Pemerintahan Umum dan Otsus pada Bappeda Provinsi Papua, Eddy Way mengapresiasi kolaborasi yang baik antara Bupati dan Sekda untuk membangun Pegunungan Bintang. Secara khusus, ia mengapresiasi pengangkatan pimpinan OPD yang 90 persen adalah orang asli Pegunungan Bintang.
“Apa yang dilakukan oleh Pak Bupati Spey Bidana ini menjadi resonansi bagi bupati lain di Papua dan Papua Baru. Sebab itulah roh Otsus untuk memberdayakan Orang Asli Papua. Saya hanya mau pesan, orang baru atau lama tidak masalah, yang penting mau belajar. Kami di Provinsi Papua siap membantu,” ujar Eddy. (*)
Editor: Syam Terrajana