Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat tak akan memaksanakan mahasiswa untuk kembali ke kota studi masing-masing, setelah mereka pulang beberapa waktu lalu ke Asmat.
“Kalau mau pulang ke kota studi lagi, silakan melapor ke pemerintah setempat, sehingga dapat difasilitasi. Tetapi kalau dipaksakan harus kembali ke kota studi, pemerintah tidak bisa. Karena jika terjadi sesuatu, nantinya pemerintah disalahkan,” ungkap Bupati Asmat, Elysa Kambu, dalam rilis yang diterima Jubi, Rabu (25/9/2019).
Dikatakan, pemerintah siap memfasilitasi terhadap sejumlah mahasiswa untuk kembali ke kota studi seperti di Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.
“Memang ada puluhan mahasiswa pulang ke Asmat. Tetapi sekarang ingin kembali ke kota studinya,” kata bupati.
“Ya, kalau ingin kembali ke kota studi, melapor ke Pemkab Asmat sehingga dapat difasilitasi,” ujarnya.
Diharapkan para mahasiswa yang kuliah di sejumlah perguruan tinggi (PT) di luar daerah, dapat memanfaatkan kesempatan dengan sungguh-sungguh. Sehingga bekal ilmu yang didapatkan, bisa kembali membangun Asmat.
“Setahu saya, mahasiswa masih di Asmat. Olehnya, silakan datang melapor, tetapi harus membawa identitas jelas seperti kartu mahasiswa serta kartu hasil studi, sehingga dapat dilakukan pengecekan sekaligus dibantu,” pintanya.
Dikatakan lagi, sebagian besar anak-anak Asmat yang kuliah di luar daerah, dibiayai APBD setempat. Jadi Bupati Kambu minta kesempatan itu dimanfaat baik.
“Uang kuliah berasal dari rakyat Asmat. Sehingga kesempatan dimaksud digunakan sebaik mungkin, karena masih banyak yang harus diatur pemerintah,” ujarnya.
Sementara, Direktur SKP Keuskupan Agung Merauke (KAME), Pastor Anselmus Amo, beberapa waktu lalu meminta kepada pemerintah setempat mengundang para mahasiswa-mahasiswi untuk dilakukan audiens.
“Kalau ada adik-adak mahasiswa Marind yang pulang, pemerintah mestinya cepat mengambil langkah melakukan pertemuan dengan mereka,” pintanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari