Papua No.1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat bahkan belum dikonfirmasikan ketika Perdana Menteri Fiji mendesak AS untuk mengambil tindakan yang lebih signifikan untuk melawan perubahan iklim dari pemimpin Amerika yang berikutnya itu.
“Selamat kepada Joe Biden,” tulis PM Bainimarama melalui Twitter pada Sabtu sore. Bainimarama mengatakan bahwa mata seluruh dunia, terutama kawana Pasifik yang berada di garis depan, akan berharap AS akan menunjukkan kepemimpinan global dalam menangani krisis iklim.
“Saat ini kita perlu AS untuk memimpin upaya multilateral ini – dan kembali ke Perjanjian Paris secepat mungkin!”
Bainimarama bahkan mengundang presiden terpilih AS itu untuk menghadiri pertemuan tahunan pemimpin-pemimpin Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Suva – “ke garis depan perubahan iklim” – pada Agustus tahun depan. Jika Biden menerima undangannya, ia akan menjadi presiden AS pertama yang menghadiri pertemuan multilateral utama di Pasifik itu, Hillary Clinton menghadiri sebagai menteri luar negeri pada 2012.
Biden berjanji AS akan segera bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris pada hari pertama kepresidenannya, dan untuk mengadakan sebuah KTT iklim global dalam 100 hari pertamanya sebagai presiden.
Ia juga memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan kawasan Pasifik, khususnya dengan Papua Nugini. Lahir saat puncak perang dunia kedua, Biden mengatakan saat ia masih belia, kehidupannya dibentuk oleh kisah-kisah keluarganya berbakti di Pasifik.
“Papua Nugini, di sana kedua paman saya meninggal dunia, di Army Air Corps Amerika Serikat,” kisah Biden dalam pidatonya pada 2017. “Saudara laki-laki ibu saya yang kedua, Ambrose Finnegan… ditembak mati, di Papua Nugini dan mayatnya tidak pernah ditemukan. Dan paman saya yang lainnya pulang menderita malaria dan sakit-sakitan selama hidupnya.”
Pada hari Minggu pagi, pemimpin Pasifik lainnya turut mengucapkan selamat. Aksi terhadap perubahan iklim, dan pemilihan Senator Kamala Harris – perempuan pertama berkulit gelap yang terpilih sebagai wakil presiden – adalah tema yang umum.
Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, mengatakan pemilu AS telah “menarik perhatian seluruh dunia”.
Dr. Colin Tukuitonga dari Nieu, mantan dirjen Sekretariat Komunitas Pasifik (SPC), mengatakan pemilihan Biden, dan komitmen terhadap Perjanjian Paris adalah “berita yang baik untuk planet ini dan Kepulauan Pasifik saya yang tercinta.”
Perdana Menteri Kepulauan Cook, Mark Brown, memuji Biden yang memilih Harris sebagai cawapres, menggambarkannya sebagai “aspiratif.”
Para pemimpin dari wilayah-wilayah AS di Pasifik juga menyambut presiden dan wapres terpilih baru itu.
Guam, dimana semua warganya merupakan warga negara AS tanpa hak memilih, mendukung Biden dengan melakukan pemilu informal bersamaan dengan pemilihan lokal Selasa lalu.
Gregorio Sablan, delegasi Kepulauan Mariana Utara di Dewan Perwakilan AS, mengungkapkan ia akan bekerja “untuk mendukung agenda Biden-Harris dalam mengendalikan pandemi, merangsang kembali ekonomi, melanjutkan perjuangan melawan kemiskinan, memajukan keadilan rasial…, dan menghadapi ancaman perubahan iklim.”
Dewan redaksi surat kabar Samoa Observer menulis: “Biden itu sangat berbeda dengan Presiden Trump dalam isu perubahan iklim… ada alasan-alasan yang kuat bagi Samoa – dan Pasifik – untuk lebih optimis.” (the Guardian)
Editor: Kristianto Galuwo