Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nouméa, Jubi – Partai anti-kemerdekaan terbesar Kaledonia Baru meluncurkan manifesto pemilunya, yang mengatakan mereka bertujuan menghentikan dua referendum lanjutan negara itu dari Prancis.
Partai tersebut, Caledonia Together (Calédonie Ensemble), mengatakan untuk mengikuti pemilu provinsi pada Mei, harus diadakan diskusi untuk mencegah pelaksanaan referendum kedua atau ketiga, karena keduanya ini hanya akan menghentikan roda ekonomi dan menjadi sumber ketegangan. Menurut partai itu, sebaliknya, suatu jalan tengah harus ditemukan, agar hanya satu referendum yang perlu dilakukan, untuk membuka jalan bagi masa depan bersama yang damai.
Dalam referendum pertama, November lalu, di bawah Kesepakatan Nouméa, lebih dari 56 % pemilih menolak merdeka, jumlah yang jauh lebih rendah dari yang diperkirakan awalnya. Hasil itu telah menyalakan kembali semangat di dalam kubu pro-merdeka, yang percaya mereka ada peluang untuk menang dalam referendum kedua atau ketiga, yang dapat dilakukan di bawah ketentuan Kesepakatan Nouméa.
Partai-partai pro-kemerdekaan telah menegaskan, mereka akan memperjuangkan referendum berikutnya, yang hanya dapat dilaksanakan jika sepertiga dari anggota Kongres yang baru memutuskan untuk melaksanakannya.
Blok anti-kemerdekaan besar lainnya yang juga akan maju dalam pemilu bulan depan, telah meminta agar referendum kedua diadakan sesegera mungkin, mensinyalir hasil mayoritas akan memilih untuk tetap bertahan dengan Prancis.
Kongres baru yang beranggotakan 54 orang, akan dibentuk dari tiga majelis tingkat provinsi.
Sementara itu, Presiden Kaledonia Baru, Philippe Germain, telah mengumumkan akan mengundurkan diri dari politik. Dalam pesan video yang diposting ke media sosial Facebook, dia mengungkapkan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu provinsi bulan depan.
Partai-partai pro-kemerdekaan juga telah bekerja sama, untuk mengamankan suara di utara dan selatan negara itu. (RNZI)
Editor : Kristianto Galuwo